Kadang Kita Harus Berterima Kasih Kepada Keadaan Terpuruk

Assalamu'alaikum.
Ini postingan ke 3 saya dalam One Day One Post bersama Komunitas  ISB. Tema hari ini kembali mengingatkan saya pada 7 tahun lalu yang mana saat itu adalah titik nadir dalam kehidupan saya. Jika mengingatnya ada rasa sedih dan bersyukur.


Semua punya masa lalu dan semua orang pasti mengalami roda kehidupan. Kadang kita berada diatas dan kadang kita berada di bawah. Saya pernah melalui itu, saat dimana kehidupan saya sedang berada di bawah yaitu 7 tahun lalu. Masa dimana hancurnya rumah tangga saya. Sang suami pergi meninggalkan saya dan anak-anak yang saat itu masih kecil. Dia menikah lagi bersama wanita yang sebelumya sudah saya peringatkan kalau mantan suami masih suami sah saya. 

Peringatan pun tak di gubris dan seperti petir di siang hari bolong saya melihat foto pernikahan mereka. Hancur ? sudah pasti, hati saya sangat hancur. Mereka menikah, dan saya hanya meratapi bersama anak-anak. Dulu saya hanya menjadi iu rumah tangga yang sangat minim ilmu. Kehidupan saya seperti katak dalam tempurung yang gaptek akan teknologi.

Semua hancur lebur, keadaan saya saat itu seperti mayat hidup yang hanya menangis dan mengurung diri beberapa bulan. Kezia yang saat itu masih bayi tidak sepenuhnya terurus saat saya mengalami kejadian itu. 

Merasa terhina karena ditinggal suami, merasa hina karena bertittle janda,sungguh sulit diungkapkan dengan kata-kata masa itu. Cibiran dan hinaan datang silih berganti dan semua itu dirasakan oleh anak-anak juga yang mana mereka selalu dikatain "Ga punya Bapak". Sakit hati saya mendengar aneka cibiran yang dilontarkan mereka untuk anak-anak.

Ga punya uang, ga punya ke ahlian yang buat saya makin hancur kala itu. Sampai pada suatu saat Shakila minta ice crem tapi saya tidak punya uang. Dan disinilah titik balik kehidupan saya dan tentunya selama terpuruk itu saya makind ekat dengan Allah.. Akhirnya saya bongkar celengan yang kemudian menjadi modal usaha jualan makaroni goreng yang dititipkan ke warung-warung. Sambil gendong anak dan nuntun saya titipin jualan saya ke warung-warung.

Dengan berjualan seperti itu tidak menutupi kebutuhan saya karena Kezia masih memerlukan kebutuhan baby lainya semacam susu, diapers dan bayar sekolah PAUD Shakila. Tidak tinggal diam saya pun mulai melakukan usaha apa saja dan menjadi berbagai profesi mulai dari tukang ojek, buruh sulam pita, jualan pulsa, buka laundry, guru privat dan lain-lain, itu semua demi anak-anak.

Perlahan tapi pasti saya mulai melek teknologi, saya mulai main sosial media dan mengenal kehidupan Kuter " Kuis Hunter" mulai dari situ kehidupan saya semakin membaik yang mana saya sering mendapatkan hadiah bermacam-macam. Kemudian saya juga mengenal dunia blogger yang kini sebagai mata pencaharian saya.

Keadaan jauh lebih baik bahkan lebihhhhh baik. Kalau dulu mau beli susu Kezia saja harus jual anting dan Alhamdulillah sekarang saya sudah punya tabungan logam mulia dikit-dikit. Sedikit tips dari saya yang mana bisa bangkit dari keterpurukan atau berada di bawah.
  • Sabar dan Sholat
Sabar dan sholat adalah sebaik-baik cara yang dilakukan ketika kita terjauh atau terpuruk. Percaya lah bahwa pertolongan Allah itu ada dan Allah Maha Baik.
  • Jangan putus asa
Ingat terpuruk boleh tapi jangan pernah putus asa berjuang untuk orang tekasih misalnya anak-anak dan orang tua. Kita selalu ingat bahwa mereka adalah tujuan kita hidup kini.
  • Memaafkan
Mulai belajar memaafkan diri sendiri, kadang secara tidak sadar kita sudah mendzalimi diri kita sendiri.
  • Ingat semu ada masanya
Perlu diingat bahwa semua itu ada masanya. Senang dan sedih itu tidak abadi karena semua ada masanya. Ketika sedang sedih kita harus pintar-pintar menyikapi sebuah keadaan itu yang mana sebisa mungkin kita yang menguasai keadaaan.

Melewati masa perputaran roda kehidupan dulu hingga sekarang sejujurny saya saat ini masih tidak menyangka bisa melewati masa itu. Saat ini saya lebih memandang semua kejadian takdir Allah dengan pikiran positif. dan mencoba selalu meyakini bahwa semu takdir Allah itu baik.

Saat ini juga saya sangat bersyukur kepada keadaan terpuruk karena kalau tidak terpuruk saat itu saya tidak seperti saat ini yang mana bisa lebih dewasa dan mandiri dalam bertanggung jawab untuk anak-anak.

Tidak ada komentar

Hallo, mohon tidak komentar dengan link hidup ya 😉