Ada satu hal yang terus hidup di hati saya, bahkan saat hari-hari terasa berat dan langit seolah tak berwarna: mimpi. Mimpi itu seperti benang emas yang saya rajut setiap hari, meski kadang benangnya kusut, kadang nyaris putus, tapi tak pernah benar-benar hilang dari genggaman.
Saya adalah seorang ibu tunggal dengan dua orang putri yang mulai beranjak dewasa. Dua gadis kecil yang dulu selalu merepotkan kini tumbuh jadi sahabat terdekat. Tapi dibalik tawa-tawa kami, saya menyimpan banyak impian yang belum sempat terwujud. Impian yang selama ini tertahan karena harus mengutamakan kebutuhan yang lebih penting: pendidikan mereka, tempat tinggal yang nyaman, dapur yang terus mengepul.
Namun saya percaya, tidak ada yang salah dengan bermimpi besar. Justru, impian itu yang membuatku tetap kuat berdiri. Dan salah satu impian emas yang terus saya dekap erat adalah: berkeliling dunia bersama mereka, menunaikan umrah sebagai keluarga, dan memiliki tabungan emas yang cukup sebagai warisan yang bisa kuberikan di hari tua.
Mengapa Harus Emas?
Orang bilang, perempuan itu punya insting yang kuat untuk melindungi apa yang ia cintai. Dan saya, dengan seluruh kekuatan yang tersisa setelah melewati badai perceraian, kehilangan, dan naik-turunnya ekonomi keluarga kecil kami, tahu satu hal: emas adalah perlindungan yang nyata.
Dari kecil, saya melihat ibuku menyimpan kalung dan gelang di dalam kotak kayu. Saat kami kepepet, kalung itu dijual. Saat panen berhasil, gelang kembali dibeli. Emas bukan sekadar perhiasan. Emas adalah tabungan, harapan, dan penyelamat. Maka sekarang, saya ingin melsayakan hal yang sama. Tapi versi lebih modernnya bukan kalung, tapi tabungan emas digital.
Kenalan Sama Bank Syariah Indonesia
Perjalanan merajut impian emas ini semakin punya arah sejak saya kenal lebih dekat dengan Bank Syariah Indonesia (BSI). Sebagai seseorang yang memegang nilai-nilai syariah, tapi juga ingin tetap praktis dan melek digital, saya merasa BSI itu seperti menjawab keresahan saya.
Kenapa harus BSI?
Karena berbasis syariah. saya merasa lebih tenang saat menyimpan dan mengembangkan dana di lembaga yang jelas prinsipnya. Bukan hanya halal secara transaksi, tapi juga mengutamakan keberkahan.
Ada fitur tabungan emas! Ini penting. saya ingin punya emas, tapi tak selalu punya uang besar untuk langsung beli per gram. Lewat Tabungan Emas BSI, saya bisa mulai menabung dari nominal kecil, dan jumlahnya akan dikonversi otomatis ke gram emas sesuai harga pasar.
Bisa diakses via mobile banking. Jujur aja, sebagai ibu yang multitasking dari pagi sampai malam, urusan antre ke bank tuh rasanya kayak mimpi buruk. Lewat aplikasi BSI Mobile, saya bisa beli emas, cek saldo, bahkan simpan catatan keuangan tanpa harus meninggalkan dapur.
Impian Emas Itu Bernama “Umrah Bersama”
Salah satu impian terbesar saya adalah bisa membawa kedua putri dan ayah saya ke tanah suci. Mungkin banyak yang berpikir, "Umrah kan bukan rukun Islam, jadi nanti-nanti juga bisa." Tapi buat saya, umrah adalah simbol rasa syukur yang ingin saya merayakan bersama mereka. Setelah semua perjalanan panjang kami, semua air mata dan peluh yang tumpah demi bisa bertahan, saya ingin kami bisa sujud bersama di depan Ka’bah. Tanpa kata. Hanya air mata dan doa.
Dan tabungan emas ini, pelan-pelan, sedang menuntun saya ke sana. Setiap bulan, saya sisihkan sekian ratus ribu. Tak besar. Tapi cukup konsisten. Dan seperti rajutan benang emas, gram demi gram mulai terbentuk.
Merancang “World Trip” Bareng Anak-Anak
Mimpi lainnya? saya ingin sekali bisa menjelajahi dunia bersama mereka. Nggak perlu mewah, cukup backpacking gaya ala-ala. Kami sudah punya “dream list” di kamar: Jepang (karena mereka suka anime), Turki (karena saya pengen lihat Hagia Sophia), dan Selandia Baru (karena kami penggemar The Hobbit, lol).
Tapi tentu, impian ini butuh dana. Butuh perencanaan matang. Maka saya mulai membuat strategi keuangan kecil-kecilan:
Tabungan harian untuk kebutuhan mendesak
Tabungan pendidikan untuk mereka
Tabungan emas untuk jangka panjang: warisan, umrah, dan world trip
Menabung emas bukan cuma gaya-gayaan. Ini cara untuk memastikan nilainya terus tumbuh, bahkan saat rupiah menari-nari. Apalagi di BSI, emasnya aman, transparan, dan bisa dicairkan kapan saja.
Belajar Mengenal Diri Lagi Lewat Finansial
Menjadi single mom membuatku belajar banyak hal, termasuk memahami bagaimana uang bekerja. saya dulu termasuk impulsif lihat diskon langsung beli. Tapi sekarang, saya mulai paham bahwa setiap keputusan finansial saya akan berdampak ke masa depan anak-anak.
Dan emas, buat saya, bukan sekadar investasi. Tapi juga cermin. Ia mengajarkan sabar. Karena tak bisa instan. Ia mengajarkan disiplin. Karena tanpa konsistensi, gram itu tak akan bertambah. Dan ia mengajarkan ku berharap. Karena nilai emas jarang mengecewakan.
Lewat tabungan emas di BSI, saya juga mulai rajin membaca. Tentang inflasi, diversifikasi aset, risiko investasi. Kadang saya merasa kayak kuliah lagi, tapi di kelas kehidupan. Dan ternyata, belajar finansial itu empowering banget. Rasanya kayak jadi versi terbaik dari diriku.
Mengajak Anak-Anak Ikut Bermimpi
Seringkali kita sebagai orang tua merasa harus memikul semuanya sendiri. Tapi saya justru merasa, mengajak anak-anak ikut dalam proses mewujudkan mimpi itu adalah bagian dari pendidikan hidup.
Mereka tahu kami sedang menabung emas. Kami bahkan punya kalender emas: setiap berhasil menabung, kami tempel stiker bintang. Setiap 1 gram terkumpul, kami rayakan kecil-kecilan biasanya dengan makan mie ayam bareng. Kebahagiaan sederhana, tapi penuh makna.
Saya ingin mereka melihat bahwa impian itu tidak diberikan, tapi diperjuangkan. Bahwa hidup boleh sulit, tapi harapan tak boleh mati.
Bank Syariah Indonesia Sebagai Teman Perjalanan
Di tengah banyaknya pilihan bank dan aplikasi finansial, saya merasa BSI itu bukan sekadar tempat menyimpan uang. Tapi seperti teman seperjalanan. Ia tahu nilainya bukan di bunga, tapi di keberkahan. Ia tak hanya menjual produk, tapi juga menyemangati.
Apalagi program-program BSI yang mendukung impian perempuan seperti saya dari pembiayaan untuk UMKM, tabungan pendidikan, hingga produk emas semuanya terasa seperti jembatan yang membawanya lebih dekat ke impian.
Mereka juga punya fitur wakaf dan zakat online. Ini penting buatku karena dalam mengejar mimpi, saya nggak mau kehilangan esensi berbagi.
Merajut Impian, Menjahit Masa Depan
Setiap kita punya benang emas sendiri-sendiri. Dan tugas kita adalah merajutnya. Pelan-pelan. Tak masalah jika kusut. Tak masalah kalau butuh diurai berkali-kali. Asal kita tak menyerah.
saya mungkin tak punya segalanya. Tapi saya punya semangat, dua gadis kecil yang jadi alasanku bertahan, dan satu mimpi yang terus hidup — bahwa suatu hari nanti, kami akan sujud di Ka’bah, berdiri di tengah salju Jepang, dan duduk di teras rumah tua dengan tenang karena tabungan emas kami cukup untuk menutup masa tua.
Dan semuanya dimulai dari langkah kecil: membuka tabungan emas di BSI.
Kalau saya Bisa, Kamu Juga Bisa
Tak peduli kamu ibu tunggal sepertiku, atau anak muda yang baru mulai bekerja. Percayalah, tak ada mimpi yang terlalu besar. Asal kita mau memulainya — meski dari 0,1 gram emas saja.
Terima kasih BSI, telah menjadi benang emas yang membantuku menjahit impian. Semoga makin banyak perempuan Indonesia yang tak hanya bertahan, tapi juga berani bermimpi — dan mewujudkannya, satu gram demi satu gram.
Kalau kamu ingin mulai sekarang, cukup unduh aplikasi BSI Mobile, pilih menu Tabungan Emas, dan mulai dari nominal kecil. Tak ada kata terlambat untuk memulai. Karena emas terbaik bukan yang kamu beli dalam jumlah besar, tapi yang kamu kumpulkan dengan cinta dan ketekunan.
Salam hangat dari seorang ibu yang sedang menabung mimpi.
Tidak ada komentar
Hallo, mohon tidak komentar dengan link hidup ya 😉