Sekilas Tentang Diabetes



Cegah,Obati, Lawan Diabetes !

Penyakit diabetes yang dikenal juga penyakit gula ini saat ini bisa di bilang sedang naik daun di Indonesia,karena menurut data sendiri Indonesia menduduki peringkat ke 4 di dunia sebagai penyakit Diabetes Melitus terbanyak.Miris memang walaupun Diabetes PTM (Penyakit Tidak Menular ) namun diabetes merupakan penyebab utama untuk kebutaan ,serangan jantung,stroke,gagal ginjal dan amputasi kaki.

Pada Hari Kesehatan Sedunia yang jatuh pada tanggal 7 April  saya menghadiri dialog interaktif bersama Ibu Kemenkes RI Nila Moeloek ,bersama para dokter dan para penderita diabetes .Disana ratusan orang yang hadir sangat antusias membahas mengenai Diabetes.Dari berbagai instansi dan kalangan pun hadir menjadi satu.Yang paling unik adalah kita semua di kasih snack aneka sehat yaitu rebusan Jagung,Kacang, dan buah .



 Sekilas tentang diabetes, lalu apa sih penyakit Diabetes?


Diabetes adalah suatu kondisi dimana kadar gula (glukosa) dalam darah tinggi.Diabetes disebabkan oleh kekurangan hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas sehingga dapat menurnkan kadar gula darah.

Tipe Diabetes ada 2 yait tipe 1 dan tipe 2:
  1. Diabete tipe 1 yaitu :Tidak diketahui penyebabnya dan tidak dapat dicegah.Pada tipe ini tubuh benar-benar berhenti memproduksi Insulin si enyandang pada tipe ini sangat bergantung pada insulin.Biasanya tipe 1 ini di derita sejak anak-anak.
  2. Diabetes tipe 2 yaitu :Produksi insulin dalam tubuh tidak maksimal atau tubuh kurang peka terhadap insulin.Diabetes tipe ini paling umum terjadi.
Tipe ini membuktikan jadi tidak ada tuh istilah penyakit gula basah dan gula kering .Namun maksud yang di maksud yaitu penyakit diabetes ini sudah komplikasi tahap apa.Seperti ynag kita ketahui bahwa diabetes menyebabkan beberapa komplikasi karena diabetes ini atau gula ini ada di dalam darah.

Berapa sih normal nya gula darah ?

Nilai normal Gula Darah Sewaktu (GDS) /Tanpa puasa < 200 mg/dl
Gula Darah Puasa (GDP) < 126 mg/dl

Ada beberapa faktor resiko Diabetes Melitus diantaranya: ada riwayat keluarga dengan diabetes melitus,riwayat kehamilan dengan diabetes melitus dan riwayat lahir dengan berat badan bayi <2,5 kg .Perlu diperhatian juga lingkar pinggang yang normal seperti misalnya kalau pria itu Lingkar perut pria < dari 90cm dan wanita < 80 cm) *tiba-tiba lihat perut hehe .Perlu di perhatikan juga jika tiba-tiba kita mengalami penurunan berat badan yang signifikan karena itu gejala diabetes.



Saat ini penyakit diabetes tidak mengenal usia,anak -anak juga sudah banyak menderita penyakit ini,meski begitu sebelum kita menderita diabetes kita sebisa mungkin harus mencegahnya dengan berbagai cara.Percaya deh ternyata 80% kejadian diabetes dapat dicegah dari sekarang lho.Bagimana caranya? nih mari mulai hidup sehat,pentingnya memperhatikan asupan makanan kita disini kita harus mengkonsumsi makanan gizi seimbang,dan berprilaku CERDIK .


Apa itu CERDIK?
  • Cek kesehatan berkala
  • Enyahkan asap rokok
  • Rajin olah raga/aktivitas fisik
  • Diet sehat dengan kalori seimbang
  • Istirahat yang cukup
  • Kelola stres
Namun bagaimana jika sudah terkena diabetes?.Jika sudah diabetes maka si penderta akan minum obat seumur hidupnya agar gula darah tetap normal.BAhkan di tipe tertentu diperlukan suntik insulin rutin.Nah jika sudah divonis diabetes maka ada 4 pilar yang harus dilakukan oleh si penyandang apa saja? .

Pilar Pengelolaan DM
A.  Edukasi
B.  Perencanaan Makan
C.  Latihan Jasmani
D.  Intervensi Farmakologi

A.    Edukasi

Diabetes tipe II umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku telah terbentuk dengan kokoh. Keberhasilan pengelolaan diabetes mandiri membutuhkan partisipasi aktif pasien, keluarga, dan masyarakat. Tim kesehatan harus mendampingi pasien dalam menuju perubahan perilaku. Untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi yang komprehensif, pengembangan keterampilan dan motivasi.

Edukasi tersebut meliputi pemahaman tentang:
  • Penyakit DM.
  • Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM.
  • Penyulit DM.
  • Intervensi farmakologis dan non farmakologis.
  • Hipoglikemia.
  • Masalah khusus yang dihadapi.
  • Perawatan kaki pada diabetes.
  • Cara pengembangan sistem pendukung dan pengajaran keterampilan.
  • Cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan.

Edukasi secara individual atau pendekatan berdasarkan penyelesaian masalah merupakan inti perubahan perilaku yang berhasil. Perubahan Perilaku hampir sama dengan proses edukasi yang memerlukan penilaian, perencanaan, implementasi, dokumentasi, dan evaluasi.

Masalah kaki yaitu borok di kaki dengan atau tanpa infeksi terlokalisasi atau menyerang seluruh kaki adalah dan kematian berbagai jaringan tubuh karena hilangnya suplai darah, infeksi bakteri, dan kerusakan jaringan sekitarnya merupakan  masalah utama pada penderita diabetes.

Klasifikasi penyakit kaki pada penderita diabetes melitus :
  • Tingkat 0  :    Risiko tinggi mengalami penyakit kaki, belum ada borok.
  • Tingkat 1  :    Borok permukaan yang tidak terinfeksi.
  • Tingkat 2  :    Borok lebih dalam, sering dikaitkan dengan inflamasi jaringan.
  • Tingkat 3  :    Borok dalam yang melibatkan tulang dan formasi abscess.
  • Tingkat 4  :    Kematian jaringan tubuh terlokalisir, seperti di ibu jari kaki,    bagian depan kaki atau tumit.
  • Tingkat 5  :     Kematian jaringan tubuh pada seluruh kaki.

Untuk mendiagnosis dan menangani kerusakan saraf kaki dilakukan beberapa tes antara lain pengukuran:
a.    Merasakan sentuhan ringan 
b.    Kepekaan pada suhu 
c.    Sensasi pada getaran 
d.    Efisiensi saraf untuk mengirim pesan ke dan dari otak


Resiko tinggi mengalami masalah kaki karena diabetes, yaitu :
  • Mengalami kerusakan saraf kaki.
  • Mempunyai penyakit pembuluh darah di kaki.
  • Pernah mepunyai borok di kaki.
  • Bentuk kaki berubah.
  • Adanya callus.
  • Buta atau penglihatan buruk , penyakit ginjal terutama gagal ginjal kronis.
  • Para lansia, terutama yang hidup sendirian.
  • Orang-orang yang tidak bisa menjangkau kaki mereka sendiri untuk membersihkannya.
  • Kontrol kadar gula darah yang buruk.
  • Berkurangnya indra perasa di kaki.

Petunjuk umum untuk mencegah borok kaki:
  • Periksa kaki anda setiap hari untuk mendeteksi adanya borok sedini mungkin, apakah ada kulit retak, melepuh,bengkak, luka, atau perdarahan.
  • Periksa sepatu anda baik bagian dalam ataupun luar sebelum memakainya untuk mendeteksi batu atau benda sejenis lainnya yang mungkin ada.
  • Pastikan kaki anda diukur setiap kali membeli alas kaki yang baru.
  • Jauhkan kaki dari udara panas, air panas, dan lain-lain.
  • Pakaikan alas kaki pelindung di dalam rumah dan hindari berjalan tanpa alas kaki.
  • Pakai sepatu yang bertali dan cukup ruang untuk ibu jari kaki.
  • Berikan pelembab pada daerah kaki yang kering , tetapi tidak pada sela-sela jari.
  • Bersihkan kaki setizp hari, keringkan dengan handuk termasuk sela-sela jari.
  • Segera ke dokter bila kaki luka atau berkurang rasa.


B.    Perencanaan makanan

Biasanya pasien DM yang berusia lanjut terutama yang gemuk dapat dikendalikan hanya dengan pengaturan diet saja serta gerak badan ringan dan teratur.

Perencanaan makan merupakan salah satu pilar pengelolan diabetes, meski sampai saat ini tidak ada satu pun perencanaan makan yang sesuai untuk semua pasien. Perencanaan makan harus disesuaikan menurut kebiasaan masing-masing individu. Yang dimaksud dengan karbohidrat adalah gula, tepung, serat.

Faktor yang berpengaruh pada respon glikemik makanan adalah cara memasak, proses penyiapan makanan, dan bentuk makan serta komposisi makanan (karbohidrat, lemak, dan protein). Jumlah masukan kalori makanan yang berasal dari karbohidrat lebih penting daripada sumber atau macam karbohidratnya. Gula pasir sebagai bumbu masakan tetap diijinkan. Pada keadaan glukosa darah terkendali, masih diperbolehkan untuk mengkonsumsi sukrosa (gula pasir) sampai 5 % kebutuhan kalori.

Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi:
  • Karbohidrat   60 – 70 %
  • Protein           10 – 15 %
  • Lemak            20 – 25 %

Makanan dengan komposisi sampai 70 – 7 5 % masih memberikan hasil  yang baik. Jumlah kandungan kolesterol disarankan < 300 mg/hari, diusahakan lemak berasal dari sumber asam lemak tidak jenuh MUFA (Mono Unsurated Fatty Acid), dan membatasi PUFA (Poli Unsaturated Fatty Acid) dan asam lemak jenuh. Jumlah kandungan serat  ± 25 g / hari, diutamakan serat larut. 

Pemanis buatan dapat dipakai secukupnya. Pemanis buatan yang aman dan dapat diterima untuk digunakan pasien diabetes termasuk yang sedang hamil adalah: sakarin, aspartame, acesulfame, potassium, dan sukralose. Jumlah kalori disesuaikan dengan status gizi,umur , ada tidaknya stress akut, kegiatan jasmani. Untuk penentuan status gizi, dapat dipakai Indeks Massa tubuh (IMT) dan rumus Broca.

Indeks massa tubuh ( IMT ) dapat dihitung dengan rumus:

IMT =  BB ( Kg ) / TB ( M2 )
  • IMT Normal Wanita = 18.5 – 23.5
  • IMT Normal  Pria     =  22.5 – 25
  • BB kurang                =   < 18.5

BB lebih
  • Dengan resiko        =   23.0- 24.9
  • Obes I                    =   2.5.0  - 29.9
  • Obes II                   =   = 30.0

PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI

Kalori Basal :
Laki-Laki     :  BB idaman ( kg )   X  30 kalori / kg = …………Kalori 
Wanita      :  BB idaman ( kg )   X  25 kalori / kg = …………Kalori

Koreksi / Penyesuaian :
Umur > 40 tahun       : - 5 %          X  Kalori basal   =  …………Kalori
Aktivitas Ringan       : + 10 %       X  Kalori basal   = ……………Kalori
              Sedang    : + 20 %
              Berat       : +30  %     
 BB         Gemuk     : - 20 %        X  Kalori basal   =  - / +…………Kalori
              Lebih       : -10 %
              Kurang     :  20 % 
 Stress metabolik     :10 – 30 %     X Kalori basal   = +  ……… Kalori
 Hamil trimester I& II                 = + 300       Kalori
 Hamiltrimester III / laktasi        = + 500       Kalori

 Total Kebutuhan                   = ……… Kalori

Sumber : PERKENI, Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2, 2002




C.    Latihan Jasmani

Kegiatan jasmani sehari – hari dan latihan jasmani teratur  (3 – 4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan diabetes tipe II. Latihan jasmani dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitifitas terhadap insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dimaksud ialahjalan, bersepeda santai, jogging, berenang.
  
Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Kegiatan sehari – hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun tetap dilakukan tetap dilakukan. Batasi atau jangan terlalu lama melakukan  kegiatan yang kurang gerak seperti menonton televisi.

Prinsip latihan jasmani yang dilakukan :
1. Continous :
Latihan jasmani harus berkesinambungan dan dilakukan terus  menerus tanpa berhenti. Contoh: Jogging 30 menit , maka pasien harus melakukannya selama 30 menit tanpa henti.
2. Rhytmical :
Latihan olah raga dipilih yang berirama yaitu otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara teratur, contoh berlari, berenang, jalan kaki.
3. Interval :
Latihan dilakukan selang-seling antar gerak cepat dan lambat. Contoh: jalan cepat diselingi jalan lambat, jogging diselangi jalan
4. Progresive :
  • Latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan, dari intensitas ringan sampi sedang selama mencapai 30 – 60 menit.
  • Sasaran HR    = 75 – 85 % dari maksimal HR.
  • Maksimal HR = 220 – (umur).
5. Endurance :
Latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi, seperti jalan jogging dan sebagainya.

Latihan dengan prinsip seperti di atas minimal dilakukan 3 hari dalam seminggu, sedang 2 hari yang lain dapat digunakan untuk melakukan olah raga kesenangannya. 

Modifikasi senam sederhana dapat diberikan kepada penderita DM Lansia, misalnya:
  • Menepuk kedua tangan di atas kepala kemudia di paha.
  • Secara bergantian menempatkan tangan di dada dan dibelakang kepala.
  • Latihan meregangkan bagian atas dan bagian bawah tubuh, leher, dan paha.
  • Membuat gerakan lingkaran dengan 2 lengan secara paralel di depan badan.

Olah raga yang teratur memainkan peran yang sangat penting dalam menangani diabetes, manfaat – manfaat utamanya sebagai berikut:
  • Olah raga membantu membakar kalori karena dapat mengurangi berat badan.
  • Olah raga teratur dapat meningkatkan jumlah reseptor pada dinding sel tempat insulin bisa melekatkan diri.
  • Olah raga memperbaiki sirkulasi darah dan menguatkan otot jantung.
  • Olah raga meningkatkan kadar kolesterol “baik” dan mengurangi kadar kolesterol “jahat”
  • Olah raga teratur bisa membantu melepaskan kecemasan stress, dan ketegangan, sehingga memberikan rasa sehat dan bugar.

PETUNJUK OLAH RAGA UNTUK DIABETES BERGANTUNG INSULIN
  • Monitor kadar glukosa darah sebelum dan sesudah berolah raga
  • Hindari gula darah rendah dengan memakan karbohidrat ekstra sebelum olah raga
  • Hindari olah raga berat selama reaksi puncak insulin
  • Lakukan suntikan  insulin di tempat – tempat yang tidak akan digunakan untuk berolah- raga aktif
  • Ikuti saran dokter untuk mengurangi dosis insulin sebelum melakukan olah raga yang melelahkan atau lama
  • Glukosa darah bisa turun bahkan beberapa jam setelah berolah raga karena itu sangat penting untuk memeriksa gula darah secara periodic   

PETUNJUK BEROLAH RAGA UNTUK DIABETES  TIDAK BERGANTUNG   INSULIN
  • Gula darah rendah jarang terjadi selama berola raga dan arena itu tidak perlu untuk memakan karbohidrat ekstra
  • Olah raga untuk menurunkan berat badan perlu didukung dengan pengurangan asupan kalori
  • Olah raga sedang perlu dilakukan setiap hari. Olah raga berat mungkin bisa dilakukan tiga kali seminggu
  • Sangat penting untuk melakukan latihan ringan guna pemanasan dan pendinginan sebelum dan sesudah berolah raga
  • Pilihlah olah raga yang paling sesuai dengan kesehatan dan gaya hidup anda secara umum
  • Manfaat olah raga akan hilang jika tidak berolah raga selama tiga hari berturut-turut
  • Olah raga  bisa meningkatkan nafsu makan dan berarti juga asupan kalori bertambah. Karena itu sangat penting bagi anda untuk menghindari makan makanan ekstra setelah berolah raga.
  • Dosis obat telan untuk diabetes mungkin perlu dikurangi selama olah raga teratur.

D.    Intervensi Farmakologis

Apabila pengendalian diabetesnya tidak berhasil dengan pengaturan diet dan gerak badan barulah diberikan obat hipoglikemik oral. Di Indonesia umumnya OHO yang dipakai ialah Metformin  2 – 3 X 500 mg sehari.
Pada pasien yang mempunyai berat badan sedang dipertimbangkan pemberian sulfonilurea.

Pedoman pemberian sulfonilurea pada DM usia lanjut :
  • Harus waspada akan timbulnya hipoglikemia. Ini disebabkan karena metabolisme sulfonilurea lebih lambat pada usia lanjut, dan seringkali pasien kurang nafsu makan, sering adanya gangguan fungsi ginjal dan hati serta pengaruh interaksi sulfonilurea dengan obat-obatan lain.
  • Sebaiknya digunakan digunakan sulfonyl urea generasi II yang mempunyai waktu paruh pendek dan metabolisme lebih cepat.
  • Jangan mempergunakan klorpropamid karena waktu paruhnya sangat panjang serta sering ditemukan retensi air dan hiponatremi pada penggunaan klorpropamid. Begitu pula bila ada komplikasi ginjal, klorpropamid yang kerjanya 24 – 36 jam tidak boleh diberikan, oleh karena ekskresi obat sangat berkaian dengan fungsi ginjal. Hipoglikemia akibat klorpamid dapat berlangsung lama, berbeda dengan hipoglikemi karena tolbutamid.
  • Sulfonilurea dengan kerja sedang ( seperti glibenklamid, glikasid), biasanya dosis  awal setengah tablet sehari, kalau perlu dapat dinaikkan 1 – 2 kali sehari.
  • Dosis oral pada umumnya bila dianggap perlu dapat dinaikkan tiap 1 – 2 minggu. Untuk mencegah hipoglikemia pada pasien tua lebih baik tidak memberikan dosis maksimum.
  • Kegagalan sekunder dapat terjadi setelah penggunan OHO beberapa lama. Pada kasus sperti ini biasanya dapat dicoba kombinasi OHO dengan insulin atau langsung diberikan insulin saja.
Sumber dari http://www.smallcrab.com .

Itu dia mengenai  diabetes,bayak yang beranggapan jika penyandang diabetes ini singkat sekali hidupnya ett ettt itu salah guys jika kita menangani diabetes ini dengan benar agar diabetes ini tidak komplikasi ke seluruh tubuh maka si penderita bisa berumur panjang lho nah kita juga sebagai masyarakat harus cerdas dan cari tahu mitos dan fakta tentang diabetes.Banyak sekali mitos -mitos yang beredar saat ini di masyarakat tentang diabetes ini ,disini diperlukan edukasi agar tidak terjadi simpangsiur.Saat ini kita bisa kok konsultasi di puskesmas dan gratis.

Yok ayo,,, periksa gula darah secara rutin jika kita beresiko menderita diabetes setidaknya setahun 3x ,penting banget periksaan gula darah ini jadi kita bisa mengantisipasi diabetes sejak dini.Mumpung belum diabetes nah mulai ah kita lawan diabetes ini.
Fighting :) .

3 komentar

  1. serem juga ya kalau kena diabetes, harus jag amakanan & olah raga dari skr ya

    BalasHapus
  2. terima kasih infonya kakak :)
    sangat bermanfaat artikelnya
    maklum, ibu saya juga diabetes, agustus lalu baru dioperasi kakinya karena gula darahnya tinggi...

    BalasHapus
  3. serem emang nih penyakit. Tetap sehat dan olahraga rutin sih kuncinya :)

    BalasHapus

Hallo, mohon tidak komentar dengan link hidup ya 😉