Jakarta, 5 April 2016 siang selepas jemput anak anak pulang sekolah saya meluncur ke jl. Pengadegan Utara no.14 Cikoko, Jakarta Selatan tempat gathering Kartunet (Karya Tuna Netra ) dan RIAT (Rumah Internet Atmanto .Gathering kali ini yaitu mensosialisasikan Pelatihan Internet Tunanetra .Sesampainya disana saya langsung registrasi dan sudah banyak orang -orang berbaju kuning dengan sebuah pin yang menempel di bagian kanan.
Sebelum acara dimulai saya keliling foto foto dan ada rasa heran sekaligus takjub dengan saudara -saudara kita yang tuna netra dalam mengaplikasikan laptop .Saya heran kok bisa ya? Lalu saya bertanya ini laptop nya laptop biasa apa khusus ya?setahu saya tuna netra itu menggunakan huruf braile ketika mereka membaca tapi pas di lihat kok keyboard nya sama kaya biasa.
Lalu mas menjawab "Ini lho mba,jadi laptop ini ada software yang bernama screen reader ,screen reader ini dapat menerjemahkan tulisan dalam layar menjadi bentuk digital ,jadi kalau di tekan keyboard nya itu akan mengeluarkan suara".
"Oh...gitu toh " jawab saya mengangguk.
Akhirnya gathering ini pun dimulai dengan Mas Dimas Prasetyo Muharram (27 th) salah satu fouder dari Kartunet (Karya Tuna Netra) beliau mengungkapkan saat ini sebenarnya laptop mau pun banget sudah ramah untuk para penyandang disabilitas dan tuna netra masuk di dalamnya .Kemajuan teknologi di era digital ini juga sudah membantu para penyandang tuna netra dengan berbagai adanya aplikasi atau software yang mempermudah .Saat ini juga para penyandang tuna netra mampu menghasilkan sebuah karya bahkan pendapatan yang tidak sedikit melalui internet.
Dimas Prasetyo Muharram (jas hitam) |
Mas Dimas tadinya bekerja di sebuah perusahaan dan kemudian resign dan membuat Kartunet bersama keempat temanya yang juga penyandang tuna netra .
Saat ini bukan hal umum lagi para penyandang disabilitas yang memiliki kekurangan indra visual sulit sekali mendapatkan lapangan pekerjaan karena mungkin masih banyak orang lain memandang sebelah mata kali ya sehingga meragukan kemampuannya.
Dengan di buatnya Kartunet ini juga salah satu pembuktian bahwa para tuna netra ini juga mampu bersaing dengan yang lainya termasuk menghasilkan karya dari para tuna netra .
Percaya tidak? Mas M .Ikhwan Toriqo (Rico) yang juga salah satu founder Kartunet ini pernah menghasilkan 20.000 USD dalam waktu sebulan dari pemasangan iklan di blog atau internet marketing beuhh keren banget ya,duh saya jadi malu sendiri mendengarnya.
Dimas dan Rico di Kartunet saat ini bekerja sama dengan RIAT (Rumah Internet Atmanto) meliputi : pelatihan pengenalan komputer ,pengenalan internet bagi masyarakat dengan keterbatasan dan pelatihan online commerce bagi penyandang keterbatasan serta mengembangkan website begadang.co.id untuk crowdsourcing dengan tujuan untuk pemberdayaan agar penyandang disabilitas visual (tunanetra) menjadi melek internet.
Fais Atmanto (Founder RIAT) dan Ibu Amy Atmanto |
RIAT (Rumah Internet Atmanto ) memiliki visi dan misi yang cukup ngena banget .Visi nya yaitu Pemberdayaan masyarakat umum dan penyandang disabilitas agar mampu mandiri. Dan Misi nya yaitu menyediakan solusi praktis permasalahan yang dihadapi masyarakat dengan bantuan teknologi.Dengan maksud memberikan nilai lebih kepada lingkungan masyarakat.
Menurut founder RIAT Fais Atmanto ,pemuda yang memiliki jiwa sosial yang cukup tinggi ini mengatakan " ia sangat berharap agar masyarakat yang memiliki keterbatasan di visual bisa belajar,memanfaatkan internet dan menghasilkan uang internet ini,ini juga merupakan bentuk dukungan agar saudara kita penyandang disabilitas juga dapat menjadi bagian dari revolusi digital yang telah dicanangkan Presiden Jokowi".
merinding bacanya mbak...
BalasHapusitu bukti, keterbatasan tidak membatasi seseorang, justru dijadiin mereka sebagai kelebihan