Jakarta 15 Juni 2016 lalu saya menghadiri acara ASEAN Dengue Day di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.Dalam acara ASEAN Dengue Day , Kemenkes RI mensosialisasikan Inisiatif dalam pengendalian Jentik nyamuk dan DBD.Sesampainya disana tepat di luar ruangan ada beberapa booth yang menyajikan edukasi mengenai jenis nyamuk maupun bagaimana cara mengatasi jentik nyamuk.
Di pajang juga beberapa tanaman pengusir nyamuk seperti Tapak Dara, Lavender, MaryGold dan Zodia.
Saya sudah familiar dengan tanaman tapak dara dan marygold namun baru tahu ternyata tamana itu semua tanaman pengusir nyamuk.Setelah keliling booth saya memutuskan masuk ruangan karena acara akan di mulai.Sebelum acara di mulai kami semua menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Tanaman pengusir nyamuk |
ASEAN Dengue Day (ADD) tahun ini mengangkat tema Pemberdayaan Masyarakat :Sukses Berkelanjutan untuk Memerangi Dengue.Inisiatif Kemenkes dalan pengendalian jentik nyamuk dan DBD yaitu melalui program "Bergerak Bersama Cegah DBD Melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik".
Sebelum saya menjelaskan mengenai Dengue saya akan menjelaskan dulu mengenai ASEAN Dengue Day.ASEAN Dengue Day merupakan salah satu bentuk pengakuan akan kebutuhan yang krusial,bahwa meningkatkan kesadaran masyarakat adalah salah satu strategi utama untuk mengurangi risiko penularan demam berdarah.
Berbicara masalah Dengue atau virus penyakit yang ditularkan dari nyamuk Aedes Spp yang mana nyamuk ini paling cepat berkembang di dunia .Menurut data sementara di Indonesia sebagai negara ke -2 dengan kasus DBD terbesar diantara 30 negara/wilayah endemis.Cukup membuat prihatin sekali menurut saya ,nah melihat kondisi ini Kemenkes RI lebih gencar melakukan "Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik".
Gerakan ini mengajak seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam mencegah perkembangan biakan nyamuk khususnya jentik nyamuk Aedes Spp.Jumantik ini sendiri merupakan anggota masyarakat yang dilatih oleh Puskesmas untuk memantau keberadaan dan perkembangan jentik nyamuk melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus :Menguras bak mandi,Menutup tempat penampungan Air,Memanfaatkan Barang Bekas, Plus cegah gigitan nyamuk.
Narasumber kali ini yaitu Hj. Airin Rachmi Diany, SH, MH ,Walikota Tangerang Selatan , Prof. Dr. dr. Sri Rejeki Hadinegoro, Sp.A(K) Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Dr. H. Mohamad Subuh, MPPM, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pemgendalian Penyakit (P2P).
Untuk saat ini Kota Tangerang Selatan di tunjuk Kemenkes RI sebagai daerah percontohan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik.Ada 3 wilayah di Tangsel ( pamulang Timur,Pondok Benda dan Benda Baru) yang menerapkan gerakan ini, para jumantik ini tidak mendapatkan insentif lho dan bersifat sukarela.Tak hanya memberikan edukasi di lingkungan saja namun Tangsel ini memberikan edukasi juga kepada para siswa di sekolah-sekolah dan juga bekerja sama dengan para mahasiswa dari beberapa kampus seperti UIN,UMJ dan Unpam.
Tak hanya Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik saja namun kemarin Asian Dengue Vaccination Advocacy (ADVA) dan Sanofi Group Indonesia yang di dukung oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia meluncurkan sebuah web portal edukasi mengenai Dengue yang memiliki konten seputar pencegahan efektif dan kontrol pro-aktif dengan tips-tips yang dapat yang dilakukan.
web tersebut yaitu www.denguemissionbuzz.org nah kita bisa akses web tersebut untuk mengetahui mengenai Dengue dan cara mengatasinya.Disana ada pilihan berbagai bahasa seperti Indonesia,Thailand,Malaysia,Singapura,Philipina dan Vietnam.
Tujuan dari web Dengue Mission Buzz Barometer adalah meningkatkan kesadaran publik akan dengue dan DBD, dan mempersiapkan masyarakat untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan penyakit ini melalui fitur kuis kesiapan dengue.Nilai rata-rata kuis di enam negara peserta Indonesia,Malaysia,Filipina,Singapura,Thailand dan Vietnam akan secara dinamis.
Portal Dengue Mission Buzz juga menyajikan berita-berita penting, video, dan informasi tentang pencegahan demam berdarah yang di lakukan di en negara peserta di Asia Tenggara.
Mengenal DBD
Prof. Dr. dr. Sri Rejeki Hadinegoro, Sp.A(K) Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) |
Pengendalian Dengue ini bukan hanya tugas pemerintah saja tapi tugas kita semua, kita semua bertanggung jawab mengenai kebersihan lingkungan terutama kebersihan rumah dan di pastikan rumah kita itu bebas dari jentik nyamuk yang dapat menyebabkan DBD. Prof.Dr.dr.Sri Rejeki Hadinegoro, Sp.A(K) menjelaskan tentang DBD mulai dari gejala dan penanganan jika terkena virus Dengue ini.Perlu di perhatikan jika tetangga atau di lingkungan sekitar ada yang sudah terkena penyakit DBD.
Ada pun gejala-gejala inveksi virus Dengue:
- Panas tinggi (39°C) kurang dari 7 hari
- Sakit kepala
- Nyeri pada belakang mata
- Nyeri otot dan sendi
- Mual
- Ruam kulit biasanya 2-7 hari, setelah masa inkubasi 4-10 hari setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi.
- Diare
- Hidung dan gusi berdarah.
Sebenarnya untuk pengobatan DBD itu hanya oksigen dan cairan saja dan tidak perlu rawat inap namun ada pula gejala-gejala yang menunjukan Tanda bahaya yang harus cepat-cepat di atasi .
Tanda bahaya DBD jika gejalanya sebagai berikut :
- Nyeri perut hebat
- Muntah terus berulang
- Menolak makan/minum
- Pucat, tangan dan kaki dingin
- Tidak buang air kecil lebih dari 4-6 jam
- Tidak ada perbaikan klinis setelah suhu turun
- Lemah,lesu, ingin tidur terus,perubahan prilaku
- Pendarahan(b.a.b berwarna hitam,muntah hitam).
Penularan virus Dengue |
Virus dengue ini bisa menyebabkan kematian jika tidak langsung diatasi, ada pula yang harus di perhatikan jika kita atau keluarga terkena virus ini.
- Cukup minum air putih,susu, jus buah, elektrolit,air tajin dan hitung frekuensi b.a.k setiap 4-6 jam.
- Memberikan parasetamol 10mg/kgBB/kali apabila suhu > 38°C interval 4-6 jam
- Hindari pemberian aspirin/NSAID/ibuprofen karena dapat mempengaruhi kerja lambung.
- Berikan kompres hangat dan istirahat yang cukup.
Nah itu mengenai jika kita terkena virus dengue.Untuk pencegahan sendiri saya sebagi ibu sudah mulai peduli sama yang namanya kebersihan di lingkungan rumah saya.
Berawal dari usia Kezia 1th ,jadi saat umur 1 th Kezia terkena DBD, saat itu memang tetangga saya ada yang terkena DBD dan tak lama Kezia yang kena.Dulu saya panik sekali Kezia panasnya naik turun selama 3 hari dan pas hari ke 4 Kezia muntah -muntah.Kemudian saya bawa Kezia ke Rumah Sakit di Bintaro.Sampai di rumah sakit Kezia terlihat lemas dan langsung masuk UGD.Nunggu dokternya lumayan lama dan saya sempat kesal sih mungkin karena panik kali ya.Sekitar 1 jam dokter baru memeriksa Kezia dan langsung di pasang infus dan tak lama Kezia cek darah.
Besok pagi hasil tes darah keluar dan Kezia positif DBD .Mendengar sakit DBD saya langsung lemas dan papa langsung pulang dan mulai beres-beres rumah.Akhirnya papa memutuskan untuk tidak pakai Bak Mandi dan hanya pakai shower.
Semenjak kejadian itu saya mulai memperhatikan kebersihan di pojok - pojok rumah.Tidak ada lagi pakaian yang menggantung yang menjadi tempat nyamuk bersarang.Untuk penampungan air atau toren saya pakai bubuk abate,air yang ada di ember kecil pun yang biasa saya tampung yang hany untuk sekedar cuci kaki di luar sudah tidak ada lagi karena khawatir jentik nyamuk akan bersarang.
Barang-barang bekas tidak lagi saya tumpuk tapi langsung saya kiloin hehe lumayan kan rumah bersih dapat uang pula.
Saya lebih memilih melakukan pencegahan pengendalian penyakit DBD ini soalnya berasa banget biaya yang keluar waktu Kezia dirawat karena penyakit DBD ini.
Saya lebih memilih melakukan pencegahan pengendalian penyakit DBD ini soalnya berasa banget biaya yang keluar waktu Kezia dirawat karena penyakit DBD ini.
"Tulisan ini adalah opini pribadi dan di dukung oleh Sanofi Group Indonesia"
Keponakanku ada yang kena DBD, mba. Kasian liatnya. Apalagi masih kecil :(
BalasHapusSemangaaat, mari wujudkan indonesia bebas DBD...
BalasHapus