Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prof. Dr Siti Nurbaya |
Jakarta, 13 Juni 2016 saya menghadiri diskusi netizen dan media bersama Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.Tema diskusi ini yaitu Membangun Partisipasi Publik dalam Mengelola Perubahan Iklim.
Hadir juga Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Prof. Dr. Siti Nurbaya .
Peserta yang hadir kali ini tidak hanya dari kalangan netizen dan media saja namun hadir juga dari berbagai komunitas pecinta alam dan peduli bumi.Narasumber kali ini Bapak Arifyuono,Khalid Muhammad, Ibu Ami Laksmi dewanti dan moderator Bapak Prof. Dr Imam b. Prasodjo.
Diskusi kali ini bisa dibilang memakan waktu cukup singkat namun banyak poin penting yang saya dapat.Awal diskusi di putarkan film dokumenter bagaimana keadaan di Indonesia dengan berbagai pengaruh perubahan iklim .
Prof. Dr Imam b. Prasojo |
Berbicara mengenai isu perubahan iklim ini sudah bukan hanya isapan jempol belaka, sudah banyak dampak yang sudah terlihat dari akibat perubahan iklim ini.Mulai dari berita dari berbagai media contohnya saja tentang Bali, Bapak Imam b. Prasodjo nanya kepada temannya yang Ahli di bidang geografis bertanya apakah benar kalau Pulau Bali cepat atau lambat akan mengecil ukuranya? bahkan bisa di prediksi jika pada tahun 2030 kenaikan muka laut di bali itu benar terjadi.
Jawabnya apa? ya mungkin saja terjadi kalau dari saat ini tidak ada pencegahanya.Coba saja lihat sekarang banyak terjadi bencana akibat perubahan iklim yang tanpa kita sadari yaitu bahwa perubahan iklim ini terjadi akibat ulah kita sendiri.
Ada beberapa penyebab perubahan iklim ini terjadi seperti :
- Efek dari Rumah Kaca : rumah kaca ssendiri banyak menyumbang perubahan ini seperti banyaknya polusi pabrik-pabrik, polusi dari kendaraan,penggunaan emisi secara berlebihan, itu semua berdampak pada menipisnya lapisan atmosphere bumi.
- Penebangan hutan secara liar : untuk penebangan hutan secara liar lebih banyak terjadi di daerah Kalimantan dan pulau sumatera ,masih ingat di benak saya tentang pembakaran hutan beberapa waktu lalu.Pembakaran lahan tersebut ternyata di ubah untuk perkebunan kelapa sawit.Disini sangat miris sekali akibat penebangan hutan secara liar dan pembakaran lahan ini menyebabkan banyak kerugian, sumber oksigen kita dari pepohonan menipis dan Asap dari kebakaran tersebut selain menggangu kesehatan juga berdampak pada rusaknya udara.
- Menipisnya lapisan ozon : Sinar matahari yang menyinari bumi langsung terpancar ke bumi tanpa terfilter terlebih dahulu yang menyebabnya panasnya suhu bumi dan ini berdampak pada cairnya es di kedua kutub bumi.
- Dan masih banyak lagi.
Melihat semua penyebab dan akibat ini tentunya di butuhkan penyelamatan.Masalah perubahan iklim ini bukan hanya tanggung jawab Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan saja namun ini semua tanggung jawab kita semua karena ini berhubungan langsung dengan kita.
Ga mungkin kan kalau hanya dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan saja?.Disini di butuhkan peran dari berbagai lapisan masyarakat agar mampu merawat bumi ini.
Ya...ga perlu jauh-jauh lah misalnya pembatasan pemakaian kantong plastik,menanam pohon, menghentikan mesin kendaraan saat mengisi bensin, hemat energi.Di butuhkan gerakan yang konkrit atau nyata dalam penyelamatan bumi ini mau secara individual atau kolektif.
Gerakan ini bisa di mulai dari lingkungan terkecil seperti keluarga dulu.Misalnya ajarkan anak jangan buang sampah sembarangan dan mencintai lingkungan.Nah kalau untuk netizen sendiri yang pastinya memiliki aneka socmed bisa memanfaatkan itu untuk sosialisasi isu penururan emisi karbon atau mengajak follower untuk lebih mencintai lingkungan.
Dari diskusi ini saya banyak berfikir namun kok ya sulit saya keluarkan hehe ada pula ide saya kenapa pemerintah tidak memperpendek usia kendaraan atau mengenakan pajak tinggi bagi kendaraan seperti halnya negara Jepang,seperti yang kita ketahui bahwa Jepang merupakan produsen berbagai kendaraan tapi di sana malah tidak begitu banyak masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi kenapa? karena pajak kendaraan disana sangat mahal dan harga bensin pun juga mahal makanya masyarakat lebih memih menggunakan kendaraan umum.
Ada juga ide bank sampah, nah kenapa tidak di setiap kelurahan ada bank sampah beserta pengolahan sampah organik maupun anorganik.Misalnya sampah rumah tangga bisa di olah jadi pupuk,kotoran sapi daripada mengeluarkan emisi yang sia sia bisa di olah dijadikan energi gas dan disalurkan ke rumah-rumah untuk bahan bakar memasak.
Mungkin ide saya ini membutuhkan biaya serta teknologi yang memadai ya namun saya merasa optimis kalau sebenarnya jika kita semua gotong royong peduli lingkungan kita bisa kok mewujudkan itu semua.
Yuk ahh mulai sekarang selamatkan bumi kita, ingat ya ini semua tanggung jawab kita semua bukan hanya instansi pemerintah saja.
Sepakat mba, yuk mulai dari yang kecil seperti kantong plastik.... kalau bisa pakai tas kain ditunda aja pemakian plastiknya...
BalasHapus