Diabetes penyakit seumur hidup yang tidak mengenal usia.
Saat mendengar kata diabetes saya langsung teringat saudara-saudara saya yang menderita penyakit diabetes ini. Sudah banyak saudara dari ayah saya yang menderita penyakit ini dan beberapa sudah ada yang meninggal akibat komplikasi. Melihat mereka rasanya ga tega karena setiap hari harus suntik insulin dan kadang mereka minum obat untuk menurunkan kadar gulaya.
Beberapa kali saya menemukan saudara saya yang drop karena gula darah terlalu tinggi sehingga beliau pusing dan jatuh pingsan, akalu sudah seperti ini lagsung deh dibawa ke UGD. Menderita sekali lihatnya, bahkan teman alm. Mama yang sudah dianggap saudara belum lama ini meninggal karena komplikasi.
Jadi awalnya ia menderita diabetes lalu menderita komplikasi yang menyebabkan ginjalnya tidak berfungsi, dan untuk menyambung hidup beliau rutin hemodialisa atau cuci darah. Diabetes tidak hanya membuat ginjalnya rusak tapi juga organ vital lainnya ikut rusak akibat komplikasi. Duhh,,kalau inget sedih dan takut rasanya.
Diabetes bagai kiamat kecil yang perlahan bisa merenggut organ vital ( ini kalau penderita diabetes tidak selalu menstabilkan kadar gulanya) ya. Karena banyak orang sekitar yang menderita diabetes saya pun tidak heran dengan penyakit ini, nah yang bikin saya kaget itu diabetes ini ternyata tidak kenal usia anak-anak dan bahkan bayi pun bisa menderita diabetes, innalillahi.
Sebagai ibu tentunya saya ada ketakutan tersendiri ketika mendengar anak-anak bisa juga menderita diabetes, karena saya memiliki anak -anak yang sedang berkembang. Dan Alhamdulillah beberapa waktu lalu saya bisa mengenal lebih dekat apa itu diabetes, bagaimana gejalanya dan apa pencegahannya bersama Kemenkes RI dalam rangka Hari Diabetes Sedunia 2018.
Narasumber pertama yang hadir yaitu Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan Sp.A(K) , Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia ( IDAI ) memberikan pemaparan mengenai diabetes melitus pada anak.
Diabetes Melitus adalah suatu kondisi di mana kadar gula ( glukosa ) dalam darah tinggi. Tubuh meproduksi insulin , suatu horamn yang dikeluarkan oelh pankreas untuk memecah gula yang dikonsumsi dalam makanan. Penurunan produksi atau pemanfaatan insulin menyebabkan diabetes. Jika tidak diobati atau tidak terkontrol , diabetes dapat menyebabkan masalah serius seperti penyakit jantung, gagal ginjal, kebutaan dan stroke.
Diabetes Melitus ada 2 tipe yaitu Diabetes Tipe 1 dan Diabetes Tipe 2
- Diabetes tipe 1 yaitu tubuh benar-benar berenti memproduksi insulin karena perusakan sel pankreas yang memproduksi insulin oleh sistem kekebalan tubuh. Hal ini juga sebelumnya disebur diabetes juvenile karena biasanya didiagnosis pada orang dewasa muda dan anak-anak, atau diabetes insulin- dependent karena terapi insulin sangat penting untuk keberlangsungan hidup si penderita.
- Diabetes tipe 2 yaitu diabetes yang lebih umum yang mana pada diabetes tipe 2 ini pankreas menghasilkan jumlah yang tidak memadai insulin atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin yang tersedia dengan benar. Diabates ini disebabkan oleh gangguan kerja insulin yang juga dapat disertai kerusakan sel pankreas.
Diabetes yang biasanya kita anggap penyakit orang dewasa ternyata bisa dialami oleh anak-anak. Nah diabetes yang biasa di derita oleh anak-anak itu diabetes tipe 1 dan terdapat kecenderungan peningkatan kasus diabetes melitus tipe 2 pada anak dengan faktor risiko obesitas, genetik dan etnik , serta riwayat diabetes melitus tipe 2.
Menurut data yang diperoleh bahwa penderita diabetes melitus pada anak di Indonesia rentang usia 0-18 tahun itu mengalami peningkatan sebanyak 700% dalam kurun waktu 10 tahun . Bahkan dr. Aman Pulungan sendiri pada tahun 2013 mendata di salah satu SD di kawasan Jakarta Pusat sebanya 38% menunjukan resistensi insulin lho. Nah lalu cara mengenali geja diabetes pada anak itu bagaimana? .
Gejala -Gejala Diabetes
- Sering berkemih atau buang air kecil dan banyak minum ( sering haus )
Perhatikan jika anak sering buang air kecil ( melebihi frekuensi normal ) terutama pada malam hari dan mudah haus karena kadar gula darah dalam tubuhnya meningkat , tubuh akan meresponnya dengan cara menghilangkan glukosa ekstra melalui ginjal dan hal ini menyebabkan anak jadi sering buang air kecil. Karena sering buang air kecil atau cairan tubuh maka si anak akan merasa sering ke hausan. Dan minum dalam jumlah banyak dapat membantu anak dengan diabetes untuk menjaga kadar air dalam tubuhnya.
- Sering merasa lapar
Tubu pada anak derita diabetes itu tidak menghasilkan insulin yang cukup akibatnya glukosa atau gula dari makanan yang cukup yang masuk ke tubuh anak tidak mampu diserap tubuh secara keseluruhan . Dan akibatnya anak sering merasa kelaparan.
- Kelelahan
Anak dengan diabetes akan sering merasa lelah karena tubuh yang tidak dapat menyerap gula dari makanan membuat tubuh kekurangan energi. Karena tubuh tidak mendapatkan energi maka anak sering merasa cepat lelah.
- Berat badan menurun
Meskipun anak yang derita diabetes sering makan lebih banyak karena mereka lebih sering merasa lapar tapi berat badan mereka itu akan menurun dalam waktu singkat. Tubuh yang tidak dapat menyerap gula darah yang ada dalam tubuh membuat jaringan otot dan cadangan lemak menyusut. Dan bisanya penurunan berat badan ini akan di derita oleh diabetes tipe 1.
- Perubahan prilaku dan emosi
Pada anak yang menderita diabetes akan mengalami perubahan prilaku dan emosi, biasanya anak ini akan jadi mudah marah atau emosi dan sering murung.
- Tanda darurat yang diwaspadai
Secara kasat mata mungkin kita tidak bisa melihat dengan jelas apa si anak menderita diabetes atau tidak namun ada tanda darurat yang perlu di waspadai yaitu biasanya akan mengalami sesak nafas, dehidrasi, syok dan nafas berbau keton.
Di atas tadi merupakan gejala-gejala diabetes melitus pada anak yang lebih banyak menderita DM tipe 1. Mungkin secara kasat mata tidak terlihat tapi kalau sudah ada gejala-gejala seperti diatas sebaiknya harus periksa ke dokter untuk mengetahui lebih lanjut. Sedikit catatan bahwa sebanyak 25% remaja dengan obesitas menunjukan gejala diabetes pada usia 15 tahun lho.
Jika memang positif menerita diabetes apa yang harus dilakukan? , nah mungkin untuk orang tua ini merupakan kiamat kecil karena seperti yang kita tahu bahwa jika sudah menderita diabetes maka seumur hidup akan membutuhkan suntikan insulin , pemenuhan nutrisi yang tepat, terus mengedukasi si kecil dan mengontrol aktivitas fisik si kecil.
Lalu jika sudah divonis positif menderita diabetes ada para orang tua harus tau yang namanya Tata Laksana Diabetes Melitus Awitan Baru.
Ada yang namanya Tata Laksana dan edukasi awal yang dibagi menjadi 2 fase :
Saat ini penderita diabetes melitus pada anak meningkat 700% selama kurun waktu 10 tahun maka otomatis penyakit ini perlu perhatian khusus, untuk mencegahny a mungkin bisa melakukan CERDIK yang bisa dilihat disini.
Ada usaha-usaha yang sudah dilakukan juga oleh IDAI yang sudah dilakukan yaitu kampanye kesadaran masyarakat, pelatihan dokter anak dan emerjensi, pelatihan keluarga, pelatihan edukator dan diabetes camp bagi anak-anak penderita diabetes.
Di atas tadi merupakan gejala-gejala diabetes melitus pada anak yang lebih banyak menderita DM tipe 1. Mungkin secara kasat mata tidak terlihat tapi kalau sudah ada gejala-gejala seperti diatas sebaiknya harus periksa ke dokter untuk mengetahui lebih lanjut. Sedikit catatan bahwa sebanyak 25% remaja dengan obesitas menunjukan gejala diabetes pada usia 15 tahun lho.
Jika memang positif menerita diabetes apa yang harus dilakukan? , nah mungkin untuk orang tua ini merupakan kiamat kecil karena seperti yang kita tahu bahwa jika sudah menderita diabetes maka seumur hidup akan membutuhkan suntikan insulin , pemenuhan nutrisi yang tepat, terus mengedukasi si kecil dan mengontrol aktivitas fisik si kecil.
Lalu jika sudah divonis positif menderita diabetes ada para orang tua harus tau yang namanya Tata Laksana Diabetes Melitus Awitan Baru.
Ada yang namanya Tata Laksana dan edukasi awal yang dibagi menjadi 2 fase :
- Stabilisasi dan edukasi mengenai survival skills pada beberapa hari pertama.
- Tata laksana diabetes jangka panjang yang disesuaikan pada setiap pasien dan keluarga.
Lalu ada yang namanya Tata Laksana Diabetes Melitus Awitan Baru seperti :
- Pemantauan gula darah mandiri
- Nutrisi Medis
- Tata laksana hari sakit
- Hipoglikemia
- Tujuan berdasarkan usia
- Isu sekolah
- Komplikasi
Semua tata laksana diatas itu para orang tua harus tahu dan sering berkonsultasi dengan dokter karena misalnya penanganan jika anak yang menderita diabetes itu berbeda dengan anak yang tidak menderita diabetes.
Saat ini penderita diabetes melitus pada anak meningkat 700% selama kurun waktu 10 tahun maka otomatis penyakit ini perlu perhatian khusus, untuk mencegahny a mungkin bisa melakukan CERDIK yang bisa dilihat disini.
Ada usaha-usaha yang sudah dilakukan juga oleh IDAI yang sudah dilakukan yaitu kampanye kesadaran masyarakat, pelatihan dokter anak dan emerjensi, pelatihan keluarga, pelatihan edukator dan diabetes camp bagi anak-anak penderita diabetes.
Setelah mendengar pemaparan dari Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan kita semua mendengarkan cerita dari Penyintas Diabetes Anak Fulki Baharuddin Prihandoko beserta orang tuanya. Nah pada sesi ini hati saya ga kuasa menahan tangis.
Fuki Baharuddin Prihandoko lahir pada Apri 2006, dia lahir sehat dan pada usia 9 tahun dia di vonis menderita diabetes melitus. Sebelum mengetahui di vonis , ibu Aisyah memiliki firasat karena ada beberapa gejala yang ga beres pada Fuki , misalnya saja selepas buang air kecil di kamar mandi ini suka banyak semut , lalu Fuki yang saat itu berusia 9 tahun itu kok ngompol terus kalau malam hari dan sebelum tidur Fuki juga minum air putih sangat banyak bahkan bisa 1 liter.
Setelah melihat ada yang janggal pada Fuki akhirnya beliau ke dokter untuk memeriksa Fuki. Lalu Fuki diberikan obat buat mengurangi ngompol oleh dokter. Namun kejanggalan makin menjadi akhirnya ibu Aisyah memeriksakan Fuki ke dokter lagi untuk memeriksakan gula darah ,dan tau ga sih hasil dari gula darah Fuki itu berapa 750 dan saat itu juga Fuki harus di rawat di rumah sakit hmm ini sangat tinggi lho dan biasanya kalau tidak kuat dengan jumlah gula darah sebesar itu maka si pasien akan mengalami diabetik koma.
Saat mendengar jumlah gula darah sebesar itu saya jadi ingat saudara saya, beliau kalau sudah 400 badannya langsung ngedrop dan merasa pusing.
Waktu mendengar vonis dokter yang ternyata Fuki positif menderita Diabetes rasanya seperti disambar petir, ini merupakan kiamat kecil bagi keluarga tersebut, sempat down juga tapi tidak berlangsung lama karena yang terpenting adalah bagaimana merawat Fuki kedepannya.
Orang tua menganggap bahwa Fuki merupakan anak pilihan. Semenjak di vonis menderita diabetes tipe 1 Orang tua memberikan pemahaman kepada Fuki tentang Do's and Don'ts . Semua serba disiplin mulai dari pemberian makanan , snack, rutin memeriksa gula darah dan lainnya.
Yang bikin miris itu kemanapun Fuki harus membawa sebuah kotak yang isinya yaitu peralatan keperluan dia mulai dari suntikan insulin, wipes alcohol, termometer, buku catatan dan lainya. Fuki pun sudah terbiasa menyuntikkan insulinnya sendiri ( sedihh banget lihatnya ).
Saat ini Fuki berumur 12 tahun dan selama 3 dia sudah menjalani sebagai penderita diabetes. Fuki pun tumbuh menjadi anak yang kuat dan mandiri, walaupun ia penderita diabetes tipe 1 dia masih bisa melakukan berbagai aktifitas seperti biasa hanya mungkin harus tetap memperhatikan apa yang ia konsumsi agar gula darahnya tetap stabil. Orang tua pun tak segan memberitahu pihak sekolah bahwa Fuki menderita diabetes melitus tipe 1.
Fuki adalah salah satu anak penderita diabetes dan inget moms masih banyak anak-anak lainnya yang menderita penyakit ini. Tak hanya menghabiskan tenaga saja , jika sudah menderita diabates maka akan memerlukan dana lebih juga untuk insulin dan masih banyak lagi.
Melihat fenomena diabetes slaah satu penyakit tidak menular yang makin bertambah pemerintah pun tidak tinggal diam ada langkah-langkah untuk mengurangi angka penderitanya.
Sudah ada dr. Cut Putri Arianie MH.Kes- Direktur Pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular ( P2PTM ) memaparkan, bahwa pemerintah memiliki target pada tahun 2030 angka penderita PTM itu bisa ditekan. Karena kalian tahu ga kalau PTM itu menyumbang angka yang cukup besar yang di bebankan oleh negara yaitu lewat BPJS. Makanya pemerintah butuh kerjasama dengan masyarakat juga nih dalam menekan angka ini . Lalu apa saja sih usaha-usaha yang sudah dilakukan pemerintah? .
Usaha-usaha pemerintah yang suah dilakukan untuk menekan angka PTM yaitu : Pemberian edukasi seperti melalui poster iklan, media briefing, Penyediaan Posbindu ( Pos Pembinaan Terpadu untuk Penyakit Tidak Menular ) , FKTP ( Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama ) yang memberikan surat rujuk balik dan masih banyak lagi.
Sesungguhnya usaha pemerintah akan sia-sia jika masyarakat tidak mendukung dan bekerja sama, toh ini semua demi kita sendiri ya kan?. Sebagai seorang ibu dengan 2 anak saya pun ada rasa takut juga tapi dengan mengikuti hal ini saya jadi perlu lebih peka lagi terhadap anak-anak jika melihat gejala-gejala seperti ini.
Fuki Baharuddin Prihandoko lahir pada Apri 2006, dia lahir sehat dan pada usia 9 tahun dia di vonis menderita diabetes melitus. Sebelum mengetahui di vonis , ibu Aisyah memiliki firasat karena ada beberapa gejala yang ga beres pada Fuki , misalnya saja selepas buang air kecil di kamar mandi ini suka banyak semut , lalu Fuki yang saat itu berusia 9 tahun itu kok ngompol terus kalau malam hari dan sebelum tidur Fuki juga minum air putih sangat banyak bahkan bisa 1 liter.
Setelah melihat ada yang janggal pada Fuki akhirnya beliau ke dokter untuk memeriksa Fuki. Lalu Fuki diberikan obat buat mengurangi ngompol oleh dokter. Namun kejanggalan makin menjadi akhirnya ibu Aisyah memeriksakan Fuki ke dokter lagi untuk memeriksakan gula darah ,dan tau ga sih hasil dari gula darah Fuki itu berapa 750 dan saat itu juga Fuki harus di rawat di rumah sakit hmm ini sangat tinggi lho dan biasanya kalau tidak kuat dengan jumlah gula darah sebesar itu maka si pasien akan mengalami diabetik koma.
Saat mendengar jumlah gula darah sebesar itu saya jadi ingat saudara saya, beliau kalau sudah 400 badannya langsung ngedrop dan merasa pusing.
Waktu mendengar vonis dokter yang ternyata Fuki positif menderita Diabetes rasanya seperti disambar petir, ini merupakan kiamat kecil bagi keluarga tersebut, sempat down juga tapi tidak berlangsung lama karena yang terpenting adalah bagaimana merawat Fuki kedepannya.
Orang tua menganggap bahwa Fuki merupakan anak pilihan. Semenjak di vonis menderita diabetes tipe 1 Orang tua memberikan pemahaman kepada Fuki tentang Do's and Don'ts . Semua serba disiplin mulai dari pemberian makanan , snack, rutin memeriksa gula darah dan lainnya.
Yang bikin miris itu kemanapun Fuki harus membawa sebuah kotak yang isinya yaitu peralatan keperluan dia mulai dari suntikan insulin, wipes alcohol, termometer, buku catatan dan lainya. Fuki pun sudah terbiasa menyuntikkan insulinnya sendiri ( sedihh banget lihatnya ).
Saat ini Fuki berumur 12 tahun dan selama 3 dia sudah menjalani sebagai penderita diabetes. Fuki pun tumbuh menjadi anak yang kuat dan mandiri, walaupun ia penderita diabetes tipe 1 dia masih bisa melakukan berbagai aktifitas seperti biasa hanya mungkin harus tetap memperhatikan apa yang ia konsumsi agar gula darahnya tetap stabil. Orang tua pun tak segan memberitahu pihak sekolah bahwa Fuki menderita diabetes melitus tipe 1.
Fuki adalah salah satu anak penderita diabetes dan inget moms masih banyak anak-anak lainnya yang menderita penyakit ini. Tak hanya menghabiskan tenaga saja , jika sudah menderita diabates maka akan memerlukan dana lebih juga untuk insulin dan masih banyak lagi.
Melihat fenomena diabetes slaah satu penyakit tidak menular yang makin bertambah pemerintah pun tidak tinggal diam ada langkah-langkah untuk mengurangi angka penderitanya.
Sudah ada dr. Cut Putri Arianie MH.Kes- Direktur Pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular ( P2PTM ) memaparkan, bahwa pemerintah memiliki target pada tahun 2030 angka penderita PTM itu bisa ditekan. Karena kalian tahu ga kalau PTM itu menyumbang angka yang cukup besar yang di bebankan oleh negara yaitu lewat BPJS. Makanya pemerintah butuh kerjasama dengan masyarakat juga nih dalam menekan angka ini . Lalu apa saja sih usaha-usaha yang sudah dilakukan pemerintah? .
Usaha-usaha pemerintah yang suah dilakukan untuk menekan angka PTM yaitu : Pemberian edukasi seperti melalui poster iklan, media briefing, Penyediaan Posbindu ( Pos Pembinaan Terpadu untuk Penyakit Tidak Menular ) , FKTP ( Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama ) yang memberikan surat rujuk balik dan masih banyak lagi.
Sesungguhnya usaha pemerintah akan sia-sia jika masyarakat tidak mendukung dan bekerja sama, toh ini semua demi kita sendiri ya kan?. Sebagai seorang ibu dengan 2 anak saya pun ada rasa takut juga tapi dengan mengikuti hal ini saya jadi perlu lebih peka lagi terhadap anak-anak jika melihat gejala-gejala seperti ini.
hebat ya Fulki, bisa suntik insulin sendiri dan disiplin
BalasHapusSalut ini aku sama keluarga Fulki, terutama untuk orang tuanya. Aku aja kemarin masih bengong, bener banget kata dokter Aman semacam kiamat kecil didalam keluarganya. Semoga kita juga bisa menjaga anak-anak agar terhindar dari DM ya kak Amel
BalasHapusSeumur hidup harus minum obat atau pakai insulin ini yang bikin gak tega, karena mama mertua juga mengidap DM2, makanya kagum sama fulki yg bisa disiplin berobat
BalasHapusYa Allah Fuki semangat ya semoga bisa terkontrol gula darahnya. Iya diabetes ini memang ga bisa sembuh ya tapi bisa dikontrol salah satunya dengan gaya hidup sehat dan obat
BalasHapusIbuku kena diabetes sejak tahun 2005 dan Alhamdulillah dengan gaya hidup yang ditelateni bener selama ini sehat. Bisa beraktivitas seperti biasa. Meskipun diabetesnya ga sembuh tapi bisa hidup normal
BalasHapusAku nih yg kudu2 hati2 secara ada bakat diabetes dari gen ayah atau ibuku
BalasHapusDan anak2 juga harus dijaga krn mereka juga punya gen diabetes berarti
BalasHapusYa Allah..ternyata anak2 pun bisa kena diabetes ya.. Semoga Fuki dan anak2 penyintas diabetes lainnya diberi kekuatan.. Aamiin ..
BalasHapusYuk berdo'a buat merwka yg terkena DM tidak perlu sampai suntik insukine, bahkan md2an bisa stabil kadar gulanya.
BalasHapuswah anak kecil juga sekarang bisa terkena DM ya mba serem banget, smeoga Fuki selalu diberikan kekuatan aamiin
BalasHapusBapakku diabetes mba. Tiap hari suntik insulin. Aku sedih
BalasHapusPapah mertua saya diabetes yang membuat kondisinya seperti sekarang. Alhamdulillah sejauh ini suami dan anak-anak kelihatannya masih aman. Tapi, saya tetap perhatiin pola makan. Kan katanya diabetes juga menurun. Kasihan kalau nanti kena diabetes juga. Semoga jangan sampai terjadi
BalasHapusWah, jadi dapat ilmu soal diabetes juga nih jadinya. Sehat selalu ya Fuki
BalasHapusDiabet ini bener2 momok y mb
BalasHapusDi keluarga besar ayahku hampir semua kena ini T_T
Gak tega kalau anak2 yg kena
Ngeri ya anak skr banyak yang kena diabetes juga karena pola makan yang salah
BalasHapusYa Allah Fukiii.. sedih banget baca ceritanya Mba. Anak sekecil itu, bahkan kelihatannya seperti anak lainnya, sudah bisa nyuntik dirinya sendiri.. Semoga selalu sehat ya Fuki.. dan kita semua dijauhkan dari penyakit ini :(
BalasHapusWah ternyata bisa dideteksi sejak masih anak2 ya diabetes ini.
BalasHapusBtw bau keton itu gimana ya mba?
Ya Allah..
BalasHapusBetapa sedihnya ketika penyakit sudah nempel.
Hiiks~
Aku termasuk golongan orang penyuka manis...meskipun jarang minum manis, tapiii...hobi beued ngemil yang kadar gulanya tinggi.
Harus rubah gaya hidup ini.
Ibuku terkena diabetes mba, katanya ini penyakit keturunan, dan memang alm nenek diabetes juga, sy takut terkena penyakit ini, makanya klu mkn yg ad gulanya dikurangin
BalasHapusTerimakasih infonya mbak slama ini agak cuek soal dia etes melitus ini , padahal ada tata laksananya yg harus kita perhatikan dengan seksama ya .
BalasHapusJadi serba salah ya kalau anak kena diabetes. Di satu sisi harus mengendalikan gula darah, di sisi lain harus memenuhi kebutuhan gizi agar tumbuh kembangnya maksimal
BalasHapusKita harus aware ya dengan diabetes ini jadi harus tahu gejala-gejala nya sejak dini.
BalasHapusKita harus aware ya dengan diabetes ini jadi harus tahu gejala-gejala nya sejak dini.
BalasHapusBahagianya karena bisa dapat edukasi soal diabetes pada anak
BalasHapusNggak nyangka ya, anak kecil juga bisa kena diabet. Tahunya orang dewasa aja lho. Jadi harus wasapada ni sama asupan yang manis-manis ke anak.
BalasHapusgejalanya harus benar-benar diwaspadai yaaa mba..aku juga wanti-wanti dengan anak-anak karena keluarga kami keturunan diabetes
BalasHapusYang oentpen harus banyak gerak agar anak-anak tidak kena diabetes, sediiih yaa kalo sampai kena sakit ini
BalasHapusBaru tahu ternyata anak kecil juga bisa terkena diabetes ya mba. Orangtua jadi harus makin waspada ya mba. Salut sama Fuki, dia bisa tetap kuat sampai sekarang.
BalasHapusWaaah, makasi banyak sudah mengingatkan dan kasih edukasi tentang diabetes pada anak ya Mbak.... Saya jadi lebih concern lagi ni
BalasHapusSerem banget diabetes. Mana aku jua keturunan diabetes. Kalo anak2ku makannya sedikit sih ya , tapi tetap harus diawasi.
BalasHapusYaampuun, sedih banget Fuki. Moga selalu diberi kesehatan dan umur yg panjang Fuki.
BalasHapusWarning buat ortu juga nih pentingnya menjaga pola makan anak, cemilan dsbnya. Duuhh, PR yaahh.
meningkat 700% ya mba? serem banget segitu besar lonjakan penderita diabetes pada anak, kebanyakan karena salah pola konsumsi ya dan ada genetik juga
BalasHapusngeri ya kalau ada diabetes. makanan perlu diatur. anak tetanggaku juga ada diabetesnya. semoga Fuki bisa sehat selalu ya.
BalasHapus