"Sehat dan bahagia selalu ya ", kalimat yang sering saya ucapkan kepada siapa pun itu terutama saudara dan teman saya.
Ucapan itu bisa dibilang juga adalah doa untuk saya dan mereka apalagi di masa pandemi saat ini. Kalau melihat jumlah yang positif covid 19 ini makin lama makin bertambah dan jumlah itu orang yang sudah di swab. Ya itu baru sebagian yang sudah di swab dan masih banyak jutaan orang yang belum di periksa tapi masih bebas berkeliaran tanpa masker juga.
Miris memang tapi apa mau dikata' lebih baik kita yang jaga diri dan keluarga agar tidak terkena covid 19. Selama corona hadir ada kebiasaan baru saya dan keluarga kalau keluar rumah atau pun di rumah aja. Ya' jujur saja saya masih keluar rumah untuk membeli kebutuhan dan ke sekolah untuk mengantarkan tugas anak-anak.
Saat ini ada kebiasaan terbaru di era new normal' kalau keluar rumah wajib pakai masker dan membawa masker cadangan, selalu membawa hand sanitizer, social distancing dan kalau sampai rumah wajib langsung mandi keramas. Hal ini dilakukan agar tetap aman dari berbagai virus dan mikro organisme dari luar.
Tapi tau ga sih teman-teman kalau ternyata ada banyak penyakit menular yang disebabkan oleh mikro-organisme? Misalnya saja influenza, TBC dan masih banyak lagi termasuk COVID-19 . Dalam mencegah semua itu dibutuhkan beberapa hal yang harus dilakukan mulai dari melakukan protokol kesehatan yang benar ( selalu mencuci tangan, pakai masker, makan makanan yang kaya nutrisi dan masih banyak lagi ). Satu hal lagi kebiasaan baru yang penting dilakukan yaitu Desinfeksi yang kini memiliki peran penting dalam mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan Mikro- organisme
Sinar Ultraviolet -C (UV -C ) salah satunya yang kini digunakan sebagai salah satu desinfeksi. Mengenai manfaat sinar UV C ini saya dapatkan saat mengikuti diskusi webinar bersama Signify beberapa waktu lalu dengan tema "Sinar UV-C: Kawan atau Lawan? Pemanfaatan Teknologi UV-C yang Aman untuk Perlindungan Masyarakat dari Mikro-organisme”.
Diskusi yang diselenggarakan oleh Signify ini bertujuan agar konsumen teredukasi mengenai aspek keselamatan dan pemanfaatan dari Sinar UV-C. Narasumber yang hadir diacara diskusi kali ini yaitu Rami Hajjar, Country Leader Signify Indonesia, Dr. Hermawan Saputra, SKM., MARS., CICS., Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Dr. rer. nat. Ir. Aulia Nasution, M.Sc., Kepala Laboratorium Rekayasa Fotonika, Departemen Teknik Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
“Signify peduli terhadap tingkat pemahaman masyarakat terkait kewaspadaan dan kehati-hatian saat memilih dan menggunakan produk UV-C,” kata Rami Hajjar, Country Leader Signify Indonesia. “Sesi diskusi virtual hari ini sangat penting untuk membantu konsumen dan masyarakat luas agar lebih memahami bagaimana pemanfaatan sinar UV-C bisa sangat efektif dalam melawan mikro-organisme, sekaligus membangun kesadaran terhadap pentingnya memperhatikan aspek keselamatan dalam penggunaannya".
Manfaat Sinar Ultraviolet C
Mungkin banyak yang belum mengetahui kalau ternyata sinar UV C ini ternyata dapat mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan mikro organisme salah satunya covid -19 ini karena Sinar UV C dapat meengurai DNA dan RNA pada mikro organisme sehingga tidak dapat bereproduksi lagi.
Dr. Hermawan Saputra mengungkaokan bahwa Epidemiologi COVID-19 ini 66% sampai 73% persen dari kasus sesungguhnya dan ini seperti fenomena gunung es dimana jumlah kasusu yang terkonfirmasi hanya puncak gunung es di laut dan yang tak terkonfirmasi jumlahnya lebih banyak.
Jumlah kasus terkonfirmasi tergantung dati beberapa hal :
- Populasi terinfeksi
- Jumlah dan kapasitas Lab PCR
- False negatif pada tes PCR
- Titik kritis pada tes PCR
Ketahuilah bahwa COVID-19 bukan satu-satunya penyakit yang disebabkan oleh mikro organisme . Di Indonesia masih banyak penyakit menular lainnya.
Mikro-organisme Penyebab Penyakit Menular :
- Cacing
- Bakteri
- Virus
- Jamur
- Protozoa
Ya, ada jutaan Mikro-organisme disekitar kita. Pola hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk menjaga kesehatan dan melawan berbagai penyakit penting dilakukan setiap harinya dan menjadi kebiasaan. Saat ini terjadi pergeseran paradigma dimana COVID -19 mengubah segala Membentuk pola baru dalam sosialisasi, bekerja , belajar bahkan hingga rumah tangga.
Salah satu upaya untuk mendukung pola hidup bersih dan sehat ini adalah dengan memanfaatkan rekayasa teknologi pencahayaan, yaitu teknologi UV-C. Sinar UV-C yang berasal dari matahari disaring oleh lapisan ozon sehingga tidak sampai ke permukaan Bumi.
Dr. Hermawan menyebutkan teknologi UV-C ini sangat diperlukan di area-area publik seperti pusat perbelanjaan, hotel, kantor, sekolah, tempat ibadah, bandara, dan lainnya. Tempat-tempat seperti ini karena menyumbang risiko yang banyak angka tertularnya dan penyebarannya maka dari itu di butuhkan teknologi UV -C .
Dr. rer. nat. Ir. Aulia Nasution, M.Sc., Kepala Laboratorium Rekayasa Fotonika, Departemen Teknik Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyebutkan bahwa, sinar UV-C, yang berada dalam spektrum cahaya tak kasat mata, memiliki potensi untuk mengatasi penyebaran COVID-19.
Sinar UV-C secara umum bisa digunakan untuk mendesinfeksi udara dan permukaan dalam ruangan seperti dinding, lantai, meja kerja, dan da yang terkena paparan Sinar UV-C. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa deaktivasi mikro-organisme yang efektif sangat dipengaruhi oleh dosis paparan yang tepat, dengan parameter dosis paparan (dosimetry) sebagai berikut Daya Sumber Cahaya
- Banyak cahaya (iradiansi yang diterima permukaan yang akan disinari)
- Jarak sumber cahaya dengan obyek penyinaran
- Lama penyinaran
Bahaya Sinar Ultraviolet -C jika terkena tubuh manusia:
- Iritasi pada kulit seperti ruam, sensasi terbakar
- Tumor
- Memicu kanker
- Jika terkena mata akan menyebabkan katarak.
Jika melihat pemaparan diatas Sinar UV-C memiliki kemampuan melawan mikro-organisme penyebab penyakit, sehingga bermanfaat untuk membantu mencegah penyebarannya. Namun, perlu memperhatikan aspek keselamatan dalam pemilihan dan penggunaan produk UV-C, karena sinar UV-C memancarkan radiasi yang dapat menimbulkan cedera pada mata dan kulit makhluk hidup. Yups asalkan sinar sudah mati maka kita tidak akan terpapar
terima kasih mbak buat infonya, saya baru tau sinar UV-C biasanya baca tentang UV-A dan UV-B :)
BalasHapusNah bener banget, meel.
BalasHapus"Sehat dan bahagia selalu ya"
Kata2 itu pun sering kuucapkan pada siapapun , kek udah auto .
Selain banyak manfaatnya , huhu ngeri banget nih sinar UVC ini, terutama buat kulit, aku sering kebakar, apalagi kalo pas motor2an ga pake sarung tangan, udah deh belaang.
Kudu hati-hati juga ya dengan sinar UV C. Bagaikan pedang bermata dua tetapi perlu diambil manfaatnya.
BalasHapusBagus juga ada informasi kaya gini jadi tau lebiah banyak soal sinar UV-C ya karena harus digunakan dengan benar supaya gak ada efek samping yang membahayakan
BalasHapusSaya termasuk yang kurang familiar dengan sinar UV C, Mbak. hehehe
BalasHapusSama dengan sinar lainnya, ada kekurangan dan manfaatnya masing-masing
Semoga kita semua selalu diberi kesehatan dan keselamatan ya...
Wah baru banget loh kak denger tentang sinar UV C ini, jadi bersyukur banget mampir di blog ini nambah lagi deh ilmu dan pengetahuanku. Thank yah kak buat infonya.
BalasHapusWah beneran kudu hati-hatinya juga ya jadi secukupnya aja kalau berjemur jangan lama-lama karena berbahaya juga ternyata...
BalasHapusTernyata sinar UV-C ini pun bisa bermanfaat, bisa membahayakan, tergantung cara penggunaannya ya. Jadi yaa memang harus diperhatikan betul masalah keamanan dan keselamatan saat memanfaatkan produk yang menggunakan teknologi sinar UV-C.
BalasHapusIh aku kudet deh dengan UV-C ini. Aku tahunya cuma UV A dan UV B aja. Banyak ternyata ya manfaat UV C ini, tapi juga ada bahayanya buat manusia. Kudu tepat guna dan tepat sasaran ya penggunaan UV C ini.
BalasHapusmembaca ini jadi tahu kalo pemanfaatan sinar uv c ini bukan untuk tubuh manusia ..
BalasHapusSekarang kan banyak orang pada berjemur dan pada banyak yang ga ngerti tentang fungsi berjemur bahkan kadang kebablasan
BalasHapusSelama ini cuma tau sinar ultraviolet aja gitu.. ternyata beda-beda ya mbak. Jujur selama masa pandemi aku jadi makin rajin berjemur sambil jemur baju beneran nih
BalasHapusselama ini aku baru tau manfaatnya aja mba, karena masih jarang kayanya yang gembar gembor soal uv c ini ya, makasi loh aku jadi tau dampaknya seperti apa.
BalasHapusSumber UV C dari sinar matahari lalu difilter melalui apa nih Mel? Selama ini kan kita selalu parno ya terhadap UV UVan ini, padahal ada manfaatnya juga asalkan kita paham bagaimana menanganinya.
BalasHapusWah baru tahu nih manfaat sinar UC V yg lain mbak, tp dengan porsi yg pas kali ya mbak?
BalasHapusHaturnuhun, kak...
BalasHapusHabis baca tulisan kak Amel, aku langsung semangat buka jendela tiap pagi.
Perlu banget yaa..