Sering kali kita merasa semua masalah yang kita hadapi membuat kita terpuruk dan merasa menjadi manusia paling sedih, tidak bahagia dan merasa Tuhan tuh tidak adil. Kita sering mengeluh kenapa Tuhan terus memberikan cobaan sedangkan orang lain terus bahagia. Merasa insecure dengan pencapaian orang lain dan masih banyak lagi. Jika kamu dalam fase ini sepertinya kamu harus membaca buku Bahagia Bersama deh.
Buku Bahagia Bersama, ini merupakan hasil karya JNE saat Deklarasikan Hari Bahagia beberapa hari lalu yang ditulis oleh Kang Maman dan dibubuhi beberapa lembar kartun oleh kartunis Mince. Alhamdulillah saya sudah membaca buku ini. Buku yang terdiri dari 193 halaman ini membuat hari saya campur aduk, ada rasa bahagia, bersyukur, dan iri karena merasa belum memberikan sumbangsih lebih banyak untuk orang lain. Ya, buku ini berisikan bukan hanya tentang perjalanan JNE tetapi berisi kisah-kisah inspiratif lainnya.
Bagi saya buku ini bisa dibilang sebagai healing, intropeksi diri dan masih banyak lagi. Lembar demi lembar terlewati dan setiap lembarnya membuat mata saya makin terbuka membaca kisah nyata orang-orang dalam hal berbagi, memberi dan menyantuni seperti JNE. Masih dalam ingatan saya beberapa waktu lalu saat menghadiri webinar Deklarasi Hari Bahagia pak M. Feriadi Soeprapto, Presiden Direktur JNE bercerita tentang perjalanan JNE sesuai prinsip Berbagi, Memberi dan Menyantuni menjalani perusahaanya yang tahun ini akan berulang tahun ke 31 tahun, tepatnya nanti tanggal 26 November 2021.
Mendengar prinsipnya juga saya makin percaya bahwa pencapaian JNE sampai saat ini selain kerja keras itu juga karena prinsipnya. Saya juga percaya bahwa memberi tidak akan mengurangi bahkan kita bisa mendapatkan lebih dari apa yang kita beri. Ada beberapa kisah menarik dalam Buku Berbagi Bahagia ini yang membuat saya berfikir " Masya Allah, dalam kesusahannya namun masih saja bisa memberi untuk yang lain".
Percayalah kalkulator Allah itu kadang tidak bisa dicerna logika. Sering kali saya mengalami bahwa kalkulator Allah itu bahkan berkai-kali lipat seperti belum lama ini dimana saya membelikan pampers untuk keponakan saya yang piatu, ibu nya meninggal setelah melahirkan jadi bisa dirasakan bagaimana hati ini tidak iba setiap melihatnya. Hari ini saya belikan dia pampers dan besoknya ada beberapa tawaran kerja sama yang nominalnya lebih dari 10x lipat, Masya Allah.
Ya, saat kita memberi dengan iklas tanpa memikirkan imbalan dan keadaan kita yang mungkin lagi kekurangan juga tapi lihat lah kuasa Allah itu benar nyata adanya. Tidak hanya rejeki yang berlimpah kita dapatkan tetapi juga rasa bahagia dan bahkan seperti yang dijelaskan pada buku ini penetitian Stephanie Post, yang dimuat dalam buku Why Good Things Happen to Good People, yang menyimpulkan bahwa " Berbagi kepada sesama dapat meningkatkan kesehatan penderita penyakit kronis." Hal itu berkaitan dengan pernyataan berbagi, memberi dan menyantuni itu tidak mengurangi dan bahkan justru sebaliknya akan ditambah berkah berlimpah.
Lain halnya kisah dermawan Cilik, Si Penjual Gorengan. Pada bagian ini diceritakan bagaimana anak kecil penjual gorengan yang umurnya 7th bersama adiknya 5th ini berbagi sekantung gorengan yang ia jual untuk lelaki tua yang duduk di emperan Pasar. Kalau dilihat dengan mata telanjang kita pasti berfikir keadaan anak tersebut pasti dengan segala kekurangannya namun tidak menyurutkannya untuk berbagi dengan yang lain.
See, berbagai tidak harus menunggu kaya, sisihkan harta kepada yang membutuhkan. Dan tau ga sih potret anak kecil penjual goreng itu akhirnya viral dan menggerakan banyak hati untuk berbagi dalam penggalangan dana dan selama 6 hari sudah menghasilkan 60 juta, Masya Allah luar biasa banget kan? . Hal ini menunjukan bahwa berbagi dengan iklas, Allah akan bekerja dengan cara Firman -Nya.
Pada buku ini juga tertulis tentang Bahagia lihat orang bahagia, mungkin sering kita temukan ada banyak praduga saat tetangga atau teman membeli sesuatu, jika hati kita jelek mungkin akan merasakan panas terbakar ya dan merasa berapi-api bagaimana caranya agar kita mengalahkan dia atau kadang malah jadi ghibah mengada-ngada , berprasangka buruk kepada tetangga tersebut.
Pliss atuh lah, hal itu tidak perlu karena membuat kita makin tertekan jadi sebaiknya ya terus berfikir positif dan ketahuilah bahwa kunci bahagia bersama adalah bahagia melihat orang lain bahagia dengan pilihan hidupnya. Ingat, rezeki itu sudah ada takarannya masing-masing, sudah diatur dengan baik oleh Allah, kita sebagai manusia hanya ikhtiar berusaha menjemput rezeki tersebut.
Sepasang suami istri ini terus berupaya melakukan penyuluhan pencegahan penyakit menular seksual, bahkan karena penyuluhannya dilakukan pada hingga dini hari sebagian tetangga menyangka paulus dan istrinya itu adalah mucikari, duhh sedih banget ga sih dengernya huhu.
Semua cibiran itu tidak dihiraukan olehnya dan mereka tetap melakukan penyuluhan. Mereka bahkan berhasil mendirikan sekolah anak kolong . Sekolah tersebut berada di kawasan kolong tol Penjaringan Jakarta Utara. Anak-anak yang sekolah di tempat terebut adalah anak-anak pemulung , para gelandangan yang berada dikawasan tersebut.
Perjalanan Sekolah Kolong itu penuh liku, pemerintah melarang pemukiman warga di sekitar tol jadi sekolah tersebut di segel namun Paulus tidak menyerah , beliau ke Kelurahan dan Kecamatan bahkan ia mengadu ke kantor Wali Kota lho, dan berkat dukungannya juga dengan LSM akhirnya Sekolah Kolong tidak jadi di bongkar.
Lihat, pasti selalu ada jalan jika kita berbuat kebaikan. Ini baru sebagian kecil kisah yang ada di buku Bahagia Bersama, ada banyak kisah didalam yang sangat menginspirasi kita. Terselipkan juga ada kisah-kisah kurir JNE, bagaimana perjuangan mereka mengantarkan paket dan masih banyak lagi. Buku dengan 193 lembar ini sangat rekomen menurut saya dan saya jamin setelah membaca buku ini kamu akan jauh lebih bersyukur dan ada dorongan untuk berbagi kebaikan.
Jangan lupa bagaia dan mulai lah berbagi kebaikan agar kamu dan mereka bahagia.
Tidak ada komentar
Hallo, mohon tidak komentar dengan link hidup ya 😉