Inspirasi Jadi Manfaat Untuk Orang Lain Itu Datang Dari Pondok Lansia

 



"Innalillahi Wa inna ilaihi rajiun, oma Sri Suprapti, ya Allah beliau husnul khotimah", setelah berucap belasungkawa tiba-tiba bibir menjadi kelu dan mengingat oma Sri salah satu penghuni Pondok Lansia Berdikari Tigaraksa. Kabar duka ini hadir ditengah suasana saya yang sedang tidak baik karena cobaan terus datang menghampiri tanpa henti dan jujur saja saya sudah pasrah dengan cobaan ini dan semua saya serahkan sama Allah. Tapi setelah mendengar kabar Oma Sri saya tersadar bahwa semua ada masanya, semua ada waktunya, senang sedih, hidup dan mati itu pasti. 


Pertemuan saya dan Oma Sri ini memang baru sekali ketika beberapa waktu lalu saya berkunjung ke Pondok Lansia Berdikari Tigaraksa untuk mengantarkan donatur kesana. Untuk menuju ke sana saya naik transportasi commuter line yang ke arah Rangkas Bitung, turun di Stasiun dari kemudian lanjut dengan taksi online. Sepanjang perjalanan saya ada rasa takjub banget karena masih banyak lahan kosong dipenuhi pepohonan, sawah dan pun jalananya yang bebas macet. Pondok Lansia ini berada di tengah sebuah kampung jadi mau tidak mau kita naik turun gitu jalannya. 


Sekitar 5 km dari stasiun akhirnya sampai juga di sebuah gerbang, terlihat dibelakang gerbang seorang nenek yang senyum senyum sambil melambaikan tangannya. Akhirnya saya masuk dan langsung menuju depan ruangan pengunjung. Sesekali saya melihat keliling Pondok Lansia ini, terlihat Oma oppa yang wara wiri, duduk memandang gerbang dan hanya diam. 

Pak Sholeh ( baju hitam) pengurus Pondok Lansia Berdikari Tigaraksa


Tak lama akhirnya saya ketemu pak Sholeh, ketua dari Pondok Lansia Berdikari ini. Pak Sholeh bercerita panjang lebar mengenai awal mula mendirikan Pondok Lansia ini dan benar-benar penuh perjuangan. Pondok Lansia berdikari Tigaraksa ini baru, sebelumnya bertempat di daerah Tangerang Selatan. Pak Sholeh ini berlatar belakang orang media, berawal dari wawancara dan menuliskan berita tentang isu sosial berubah jadi mulai mengurus Oma oppa ini. 


"Oma Oppa ini ada yang sengaja dititipkan anaknya, ada yang dari jalanan, dari RSJ ( Rumah Sakit Jiwa, Penjara, atau orang yang hidup sebatang kara tidak memiliki keluarga kami bawa untuk di rawat disini. Untuk merawatnya pun tentu tidak mudah karena pada saat kita tua kita akan kembali kepada titik kejayaan dimasa muda mereka", terang pak Sholeh. 


"Maksudnya gimana pak? ", tanya saya penasaran dengan ucapan pak Sholeh. 


"Iya, jika seseorang pada masa mudanya sangat angkuh, sombong dan merasa super power atau apa nanti pada masa tuanya akan seperti itu. Masa itu akan kembali saat mereka tua. Ada penghuni panti ini yang dulunya seorang bos dan angkuh, dia disini juga merasa seperti masih muda dan angkuh kepada sesama penghuni ".  Penjelasan pak Sholeh. 


" Jika penghuni ini sebatang kara, tidak punya keluarga alias tidak menikah maka masa tuanya akan sedikit egois, nah makanya jika kamu punya saudara atau anak yang memang sudah waktunya menikah, menikahkan lah karena menikah akan mempengaruhi jiwa seseorang juga karena ada rasa tanggung jawab dan berbagi kepada keluarga. Lalu ada juga yang dulunya tukang selingkuh atau kawin maka masa tuanya ya seperti ini disini, sendiri, tidak ada yang mengakui orang tuanya karena dulu dia masa mudanya tidak bertanggung jawab atas darah dagingnya", sesekali pak Sholeh menjelaskan. 


"Kami sangat terbuka, jika ada Lansia yang ingin dirawat di sini, sebisa mungkin, kami kasih yang terbaik meski memang donasi dari para donatur tidak menentu, dari Kemensos memang dapat namun 1 tahun para Lansia hanya dijatah 1 juta saja dan itu tidak cepat cairnya, tapi Alhamdulillah dari sejak awal berdiri rezeki untuk makan pasti ada", pak Sholeh. 



Dengan berbagai latar belakang dan kondisi berbeda ada semua disini. Ada yang masih sehat jalan-jalan kesana kemari, ada yang menggunakan kursi roda ada yang menggunakan tongkat kaki tiga untuk berjalan. Meski  begitu mereka dirawat dengan baik karena ada beberapa perawat laki-laki dan perempuan. Jadi untuk memandikan memang lebih banyak dilakukan oleh laki-laki karena kuat mengangkat penghuni dan pengurus wanita bertugas bersih - bersih juga memasak makanan untuk para penghuni. 


Selama mendengar cerita pak Sholeh saya terus istighfar dan sekilas menerawang jika Allah kasih saya umur sampai tua nanti apakah anak-anak saya masih akan peduli? Bagaimana masa tua saya nanti? Wallahu alam. Rasanya sudah cukup saya mendengar penjelasan dari pak Sholeh tentang latar belakang para penghuni Pondok Lansia ini. Setelah itu saya keliling melihat tempat para Oma dan Opa tinggal. 



Jadi tempat tinggal Oma dan Opa ini dipisahkan oleh sekat gitu dan terlihat tempat tidur 1 badan berjejer rapih. Saat saya datang tidak semua berkumpul di depan tapi ada Oma yang hanya tidur di tempat tidur. Untuk ruangan antara zona kering dan basah itu juga dipisah hanya dengan tembok tanpa pintu. Untuk zona kering yaitu tempat Oma yang masih aktif ( bisa jalan dan sering keluar), zona basah untuk Oma yang sedang sakit dan hanya ditempat tidur saja, zona ini juga tempat Lansia yang memiliki penyakit seperti diabetes dengan luka yang mengaga gitu. Sebenarnya bukan diskriminasi ya karena kalau penghuni melihat luka dari penghuni lain yang sakit nantinya mereka tidak ada nafsu makan sama sekali. 


Saat memasuki ruangan terdapat jendela-jendela lebar tanpa tralis dan selayaknya jendela, jadi saat hujan atau malam suasana ruangan akan sangat dingin. Jendela besar ini dibuat sengaja karena agar simulasi udara dalam itu bisa sering berganti. Memang, bau yang tidak sedap menyeruak dari ruangan ini karena menurut pak Sholeh bahwa tubuh Lansia itu mengeluarkan bau yang khas entah dari rambut atau kepala juga badannya. Belum lagi bau pesing penghuni yang tidak mau pakai diapers dewasa jadi kalian tahu bagaimana udara disana. 


Sejujurnya ada banyak keadaan yang tidak mungkin saya ungkapan karena sudah tidak kuat melihatnya. Saya hanya berdoa semoga saya terus diberikan rezeki agar bisa membantu para penghuni Lansia ini bisa dapat menjalani hidup dipenghujung usianya dengan bahagia. 

Bersama para Oma 🥰


Selama disana saya sempatkan ngobrol bersama oma-oma, saya dengarkan cerita mereka, tentang kebiasaannya setiap hari di panti, mengenang teman-teman penghuni panti yang sudah dulu meninggal ( jika ada penghuni panti yang meninggal tentu semuanya di urus oleh pengurus panti dan dikuburkan dengan layak seperti Oma Sri). 


Tidak semua penghuni Pondok ini merasa terasingkan, bahkan ada yang senang menghabiskan masa tuanya disini karena hidup sebatang kara dan disini beliau mendapatkan teman yang memang seumuran.


Melihat apa yang dilakukan pak Sholeh dan pengurus lainnya, membuat saya tersentuh dan terinspirasi bagaimana memanfaat sisa hidup kita untuk melakukan kebaikan. Ya, bermanfaat bagi orang lain. 


Sebenarnya kita bisa menjadi bermanfaat bagi orang lain juga seperti pak Sholeh, Entah ini apakah sebuah kebaikan atau bermanfaat untuk orang lain itu memang yang berhak menilai hanya Allah SWT. Saya memang bukanlah orang yang banyak harta tapi saya bisa menyumbangkan tenaga untuk orang lain, selayaknya seorang khilafah yang hidup di bumi Allah. 

Jika kita pernah ZISWAF di Dompet Dhuafa kita akan selalu mendapatkan reminder lewat email mengenai Zakat atau sedekah yang kita keluarkan. 


Selama Ramadan ini saya memang disibukkan kerja, tapi tidak lupa memaksimalkan diri #30HariJadiManfaat untuk orang lain seperti yang pak Sholeh lakukan di Pondok Lansia Berdikari. Saya memang tidak selalu terjun langsung untuk membantu dan tapi dengan era digital yang serba mudah ini saya bisa melakukan sesuatu untuk orang lain, misalnya saja Ziswaf ( Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf lewat Dompet Dhuafa. 


Mengenal Dompet Dhuafa sudah cukup lama dan itu berawal ketika saya berkunjung ke salah satu RS untuk para Dhuafa yang ada si Sawangan. Disana saya makin percaya bahwa ZISWAF yang kita keluarkan itu memang disalurkan dengan baik dan tepat. Untuk ZISWAF di Dompet Dhuafa selain mudah dan praktis hanya lewat website, untuk payment nya juga banyak pilihan mulai dari dompet digital atau transfer bank. 


Mudah dan praktis serta orang lain bisa merasakan manfaatnya. Namun jika kalian tidak bisa sedekah dengan uang kita bisa juga berbuat kebaikan secara sembunyi- sembunyi yaitu selalu mendoakan orang lain setelah sholat atau do'akan mereka dalam hati, seperti hadist dibawah ini:

"Tidaklah seorang muslim mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan dia, melainkan malaikat akan berkata, 'Dan untukmu juga'." (HR Muslim).



Ya, doa yang kita ucapkan itu akan kembali kepada kita, begitu juga kebaikan. Saat ini memang saya memang belum menjadi orang yang baik namun saya terus berusaha menjadi orang yang melakukan kebaikan dan bermanfaat bagi orang lain. Semoga Allah, meridhoi apa yang kita lakukan ya. 


“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jadi Manfaat yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”









Tidak ada komentar

Hallo, mohon tidak komentar dengan link hidup ya 😉