Dampak Proses Melahirkan Secara Caesar dan Kunci Kesehatan Jangka Panjang Anak Kelahiran Caesar

 



"Kok lahiran Caesar, biar ga sakit ya? "

" Kenapa ga normal? Kalau normal itu bisa merasakan jadi ibu seutuhnya lho" 

Dua pertanyaan dulu sering aku dengar setelah melahirkan Kezia. Proses melahirkan anak kedua saya yaitu Kezia memang secara caesar tapi saya juga pernah melalui proses persalinan normal yaitu pada saat melahirkan Shakila. Percayalah melahirkan secara normal dan caesar itu sama-sama luar biasa sakitnya dan MasyaAllah banget, benar-benar perjuangan hidup dan mati seorang ibu itu pada proses melahirkan itu nyata adanya. 


Memang jelas ada perbedaan antara melahirkan secara normal atau vaginal dan caesar, untuk melahirkan secara normal itu proses sakitnya lebih banyak ke sebelum melahirkan dan proses penyembuhannya juga bisa dibilang cepat. Jadi saat melahirkan Shakila, malah hari jam 8 melahirkan dan besok paginya sudah boleh pulang ke rumah. Beda halnya dengan caesar dimana saya harus menunggu 5 hari baru bisa pulang ke rumah. 


Proses melahirkan Kezia bisa dibilang cukup lama, jadi pagi harinya saya keluar flek dan itu merupakan tanda proses persalinan sudah dekat, setelah itu saya langsung ke bidan tempat memeriksa kandungan. Saat ke bidan hanya cek pembukaan dan ditanya frekuensi mulesnya. Karena frekuensi mulesnya belum teratur dan pembukaan baru pembukaan dua saya santai saja dan lanjut pulang ke rumah. 


Frekuensi mules sudah lumayan akhirnya kembali lagi ke bidan untuk diperiksa, lagi-lagi pembukaan masih saja dua tidak bertambah padahal selama di rumah saya jalan mondar-mandir, hal ini dipercaya mempercepat pembukaan tapi hasilnya belum bertambah pembukaannya. Karena khawatir saya di rujuk ke RS IMC Bintaro dan bidan sendiri mewanti-wanti jika memang tidak bisa lahir normal ya harus caesar. Saat itu jujur saja perasaan saya campur aduk karena selain takut operasi biaya caesar tidaklah sedikit bagi saya, saat itu belum ada BPJS pula jadi mau tidak mau harus bayar cash. 


Sampai rumah sakit pukul 4 dan langsung dibawa ke UGD untuk pemeriksaan lebih lanjut. Tak lama setelah itu karena tidak ada penambahan pembukaan jadi dipasang induksi. Awalnya biasa saja tapi lama-lama mulesnya itu luar biasa banget, perut terasa sakit dan tidak tahan lagi. Perawat bolak balik periksa pembukaan dan sembilan malam itu pembukaan bertambah jadi pembukaan 3. Selama di induksi saya hanya bisa istighfar dan berdoa semoga bisa melahirkan secara normal karena sudah stress memikirkan biaya hehe.


Sampai jam setengah 12 malam masih pembukaan 3 tidak bertambah, tapi mules yang saya rasakan sudah tidak bisa digambarkan, sampai akhirnya air ketuban saya pecah, merembes keluar. Melihat hal itu saya ke ruang USG untuk pengecekan air ketuban apakah cukup atau tidak jika melahirkan normal. Jujur saja saat itu untuk jalan pun susah karena saking mulesnya dan melihat hasil USG dokter memutuskan untuk operasi caesar. 


Bisa dibilang nano-nano perasaan saya saat itu karena memang belum siap untuk melahirkan caesar, tapi apa mau dikata keadaan mengharuskan saya untuk melalui proses itu. Akhirnya setelah cek mantuk dll untuk persiapan operasi jam setengah 1 pagi Alhamdulillah Kezia lahir dengan selamat. Setelah beberapa jam di ruang observasi saya langsung ke rawat inap, selama 5 jam after operasi kondisi saya masih antara sadar dan tidak sadar hanya menggigil hebat. 


Ketika biusnya hilang saya baru merasakan sakit luar biasa, bekas jahitan caesar itu terasa sakit dan panas, saya batuk pun sakit sekali. Saya juga belajar bergerak miring kanan dan kiri kemudian belajar jalan, dan masyaAllah sakit luar biasa, meski sudah dikasih obat anti nyeri tapi rasanya tidak berpengaruh. Selama 2 hari saya di rumah sakit kemudian saya dipindahkan ke Bidan dan disanalah saya dirawat sampai akhirnya pulang. 



MasyaAllah, melahirkan lewat jalur normal maupun caesar itu sama-sama sakit luar biasa. Ada banyak perbedaan mulai dari pemulihan dan ternyata bayi yang dilahirkan secara  caesar dan normal itu akan berpengaruh terhadap sistem imun anak. Alhamdulillah beberapa waktu lalu saya mengikuti webinar mengenai serba seri tentang kelahiran caesar dengan tema Kunci Kesehatan Jangka Panjang Anak Kelahiran Caesar” bersama Danone Indonesia dengan narasumber :

  • Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A (K)
  • Medical and Scientific Affairs Director Danone Indonesia Dr. dr. Ray Wagiu  Basrowi, MKK
  • Putri Indonesia 2008 dan menjadi perwakilan Indonesia di ajang Miss Universe 2009, Zivanna Letisha Siregar

Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K), seperti yang kita ketahui metode melahirkan semua ibu pasti sebisa mungkin melahirkan bayi secara normal. Yang namanya melahirkan normal atau lewat vagina adalah proses kelahiran terbaik karena lahir secara alami atau tanpa operasi , membuat proses fisiologi dalam tubuh itu berjalan dengan baik dan ada dampak lain yang ditimbulkan oleh operasi caesar salah satunya yaitu mengenai kesehatan pencernaan.


Persalinan caesar ada dampak khusus yang pertama bahwa seorang manusia khususnya wanita memiliki mikrobiota bukan hanya di usu tetapi di bagian-bagian tubuh lain seperti di hidung, mulut ( liur, gusi, lidah, tongsil), kulit berbeda di belakang siku, belakang telinga dll. Nah terpenting ada di usus yaitu mikrobiota yang khas dan ada di vagina. pada mikrobiota usus ini kita bisa melihat bahwa ada fungsi khusus yang dimiliki mikrobiota tersebut.




Fungsi Mikrobiota di usus :
  • Integritas usus
  • Epitel atau lapisan di usus menentukan seseorang gampang sakit atau tidak karena disitulah ibarat benteng ada kotoran masuk maka benteng utuh. Jika jika benteng itu rapuh tidak kuat maka mikrobiota jahat akan masuk.
  • Mikrobiota usus penting untuk kita mengambil energi dari makanan dan melindungi dari kuman penyakit serta memboost imunitas.
  • Memberikan traning sistem imun
  • Metabolisme diperbaiki
  • Persarafan diperbaiki
  • Memecah makanan supaya mengambil nutrisi lebih banyak.
  • resistensi terhadap patogen
  • melindungi kerusakan epitel dan masih banyak lagi

Bakteri sampai sampai di usus seseorang yang lahir. perta seseorang ibu melahirkan, jadi di tubuh si ibu ada banyak mikrobiota di kulit, vagina, dll pada saat melahirkan maka bayi itu akan melalui proses yang berbeda.Kalau melahirkan normal maka keluarnya melalui vagina maka yang pertama kali ditemui bayi yaitu kuman yang berada di vagina ibu namun kemudian jika bayi itu lahir secara caesar artinya keluar melalui kuman yang ada di kulit sehingga kalau menemui kuman yang ada di kulit maka dia akan bertunas di tubuh bayi mikrobiota yang ada di kulit ibu .

Lalu yang mana yang paling baik? yang paling baik sebetulnya adalah bakteri yang ada di vagina, untuk itu terbaik melahirkan melalui vagina sehingga bakteri baik yang ada di vagina akan mengkolonisasi pada tubuh bayi. Lalu jika bayi dilahirkan secara caesar, kuman yang ada di kulit ibu akan mengkolonisasi didalam ususnya yang artinya dia menang mengkolonisasi atau masuk duluan kedalam usus lalu bakteri selanjutnya akan sulit masuk karena sudah menguasai.

Dari lahir , masa bayi dan anak berkembang kita akan melihat semua tahapan jadi tahapan melalui vagina dan melalui caesar. Metode lahir ini akan mempengaruhi mikrobiota dalam usus. pada saat masa anak setelah lahir yang mempengaruhi masa mikrobiota usus adalah konsumsi susu apakah dia dapat asi atau dapat susu formula. Jika dapat ASI tentu akan sangat menguntungkan, jadi meskipun anak lair caesar dapat ASI karena di dalam ASI ada Probiotik, Prebiotik yang sangat bermanfaat bagi perkembangan mikrobiota usus yang sehat .

Setelah 6 bulan bayi akan makan, dan apa yang bayi makan akan membantu menentukan apakah mikrobiota usus sehat atau tidak. Selanjutnya apakah bayi akan menjadi besar atau batita akan seperti kita makan sehari-hari keluarga.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keseimbangan Mikrobiota Usus di Usia Dini:
  • Cara lahir
  • Usia Gestational ( bayi prematur dan tidak prematur berbeda ) 
  • pemberian antibiotik ( contohnya apabila bayi baru lahir ada penyakit berat , rawat di NICu pasti akan butuh antibiotik ) 
  • Minuman yang diberikan yaitu ASI atau bukan ASI 
  • Bersih berlebihan ( ini juga mempengaruhi keseimbangan mikrobiota usus ) 

Pola kuman pada bayi yang operasi caesar dan bayi yang lahir secara normal atau vaginal agak berbeda sesuai jenis kuman. 

Ada Yang namanya Dysbiosis adalah ketidakseimbangan bakteri yang ada di dalam usus. Yang namanya keseimbangan berarti sistem imun dan metabolisme  berjalan dengan baik dan tidak ada peradangan. lalu jika keseimbangan terganggu bakteri baik ( FYI Keseimbangan itu kira-kira jumlahnya seperti ini 80-85% dari seluruh kuman ) Jika tidak seimbang maka sistem imun akan terganggu sehingga ada yang namanya metabolik syndrom ada yang namanya penyakit Diabetes Melitus , bisa terjadi inflamasi yang berlebihan. 

Nah lalu jika ibu sendiri tidak ada keseimbangan atau Dysbiosis didalam tubuh bisa ada gangguan, contohnya di mulut jika mikrobiota tidak seimbang maka akan terjadi radang pada gusi, jika ada di placenta maka akan membahayakan bayi. Si Ibu bisa juga obesitas, diabetes , kanker dan masalah psikiatri. Percayalah kesehatan saluran cerna dan kesehatan otak itu ada hubungannya. Ini semua juga bisa terjadi pada bayi jika saat itu tidak mendapat mikrobiota yang tepat, yang bisa membantu kesehatannya. jadi saat caesar yang masuk usus bayi yaitu mikrobiota jahat sehingga saat bakteri baik saat masuk akan sulit kalau kalah jumlah. 


Dampak bayi-bayi yang terlahir caesar dampaknya yaitu 
  • Komposisi mikrobiota berbeda, kalau melahirkan secara normal bakteri baiknya lebih banyak kalau caesar jumlah bakteri baiknya. 
  • Anak mengalami alergi makanan 
  • Anak menderita diabetes tipe satu 
  • Asma 

Strategi Jika Anak Dilahirkan secara caesar dengan memperbaiki mikrobiota usus : 

  • Berusaha supaya selama kehamilan sehat dan sebisa mungkin melahirkan secara normal kalau tidak bisa dan dilakukan secara caesar maka bayi harus cepat-cepat diberikan ASI sebisa mungkin , konseling laktasi sehingga bayi mendapatkan asi secara optimal
  • Jika bayi tidak mendapatkan ASI untuk menggantikan probiotik dan prebiotik dengan memberikan suplementasi prebiotik dan probiotik
  • Waktu lahir IMD berikan ASI, pemberian ASI memberikan prebiotik dan probiotik dalam jumlah cukup banyak. ASI juga anti microba dan skin to skin contact 
  • Berikan intervensi saat kehamilan jadi boleh diberikan prebiotik dan probiotik selama kehamilan  

Tingkat persalinan caesar dalam skala nasional dari 8,2% (Riset Kesehatan Dasar 2013) menjadi 17,6% (Riset Kesehatan Dasar 2018). Ada banyak faktor di balik peningkatan angka caesar, termasuk indikasi klinis dan faktor non-klinis. Faktanya, persalinan caesar memiliki konsekuensi kesehatan jangka pendek maupun panjang bagi ibu dan anak. Salah satu risiko kesehatan yang dialami anak akibat metode caesar adalah anak mengalami ketidakseimbangan mikrobiota dalam ususnya, dimana jumlah bakteri baik lebih sedikit dan bakteri merugikan lebih banyak sehingga mengakibatkan dysbiosis usus dan gangguan sistem imun.




Medical and Scientific Affairs Director Danone Indonesia Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK memaparkan, “Promosi kesehatan terkait risiko persalinan caesar perlu ditingkatkan. Danone SN Indonesia berkomitmen terhadap kesehatan anak-anak Indonesia, termasuk anak kelahiran caesar. Kami memanfaatkan momen C-section Awareness Month di bulan April ini dengan langkah konkrit untuk meningkatkan kesadaran mengenai dampak kesehatan pada anak kelahiran caesar melalui edukasi secara multi channel kepada para ibu di seluruh Indonesia. Diantaranya melalui kegiatan webinar seperti yang diselenggarakan hari ini, kampanye digital selama satu bulan penuh melalui aplikasi kesehatan, instagram, tiktok, zoom, dan youtube serta website khusus mengenai serba-serbi C-section yang akan dirilis pada pertengahan April 2023.


Zivanna Letisha Siregar, menceritakan pengalamannya sebagai ibu yang menjalani persalinan caesar. Menurutnya, pengetahuan para ibu tentang persalinan caesar masih perlu ditingkatkan, khususnya dampak dari operasi caesar pada anak. “Selama proses kehamilan hingga melahirkan, saya rutin konsultasi dengan dokter. Tujuannya untuk memahami hal-hal yang perlu saya lakukan dalam mengoptimalkan kesehatan ibu dan janin selama kehamilan dan kesehatan anak setelah dilahirkan, terutama terkait nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan dan untuk menunjang tumbuh kembang anak. Sebagai seorang Ibu dengan tiga anak, saya sering khawatir terhadap tumbuh kembang mereka. Saya ingin memastikan anak-anak selalu sehat dan tumbuh menjadi pemenang. Oleh karena itu, saya berusaha untuk lebih awarre dan selalu up to date dengan informasi-informasi penting terkait tumbuh kembang anak.”


Mendengar pemaparan Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K), saya jadi paham betul dan sedikit flashback kalau imun Kezia itu lebih lemah daripada Shakila yang dilahirkan secara normal. Tapi Bismillah ya, karena usia Kezia yang kini beranjak dewasa saya sebisa mungkin menjaga metabolisme nya agar tetap bagus. Untuk ibu-ibu di luar sana yang tanpa indikasi medis semoga bisa melahirkan secara normal ya dan semoga saja International C-Section Awareness Month yang jatuh pada bulan April, semua ibu paham dan mengerti dampak dari proses melahirkan.

Tidak ada komentar

Hallo, mohon tidak komentar dengan link hidup ya 😉