Setelah 11 tahun akhirnya kembali lagi ke Kandank Jurank Doank yang berada di Ciputat, Tangerang Selatan. Untuk lokasi sebenarnya tidak begitu jauh dari rumah namun baru kali ini ada kesempatan untuk berkunjung ke sini lagi. 11 tahun lalu kesini tuh saat perpisahan, Sekolah TK Shakila, bukan tanpa alasan tempat ini dipilih karena nuansanya masih sangat asri di tengah hiruk pikuk dan polusi di kawasan Tangerang Selatan.
Saat menginjakkan kaki ke sini lagi ada banyak sekali perbedaan yang cukup signifikan, sekarang tempatnya lebih tertata dan banyak rumah kayu, tempat berkumpul dan masih banyak lagi, yaa jauh lebih cantik karena banyak hiasan, art di berbagai penjuru dan tertata rapi. Dan jauh lebih nyaman, namun sayang kalau dulu masih ada sawah dan sungai di belakang, ada air pancuran batu, kolam dan kerbau.
Sekilas flashback 11 tahun lalu, kegiatan perpisahan Shakila itu penuh edukasi dan lebih dekat dengan alam jadi anak-anak itu selain main games, mereka menanam padi di sawah, memandikan kerbau di sungai dan menangkap ikan di kolam, aahh sungguh indah kalau ingat moment itu, tapi tak salah saat ini juga cukup indah dan nuansa alamnya juga lebih terasa.
Kembali kesini karena menghadiri Festival Sayang Hutan, festival ini kolaborasi Trend Asia, Kebun Kumara, Harian Kompas dan Kandank Jurank Doank. Sebelum mulainya festival ini ada sepatah dua kata dari Amalya, selaku Manager Program Bioenergi Trend Asia. Beliau mengungkapkan “Bersamaan Hari Hutan yang jatuh pada tanggal 21 Maret Trend Asia mengambil kesempatan mencoba mengenalkan apa itu hutan dan fungsi hutan kepada anak-anak”
Festival Sayang Hutan ini anak-anak diajak mengenal alam, menghargai dan pada akhirnya timbullah rasa cinta dan akhirnya akan merasa ingin menjaga alam. Memberikan informasi kepada anak-anak bahwa meski kita tinggal amat jauh dari hutan, hutan tetap menjadi teman baik buat kita. Hutan memberikan banyak manfaat untuk kita semua bahkan bagi mereka yang berada di kota.
Sebagai orang dewasa tentunya kita sudah tahu bahwa peran hutan itu sangat penting bagi kehidupan, tanpa hutan mungkin makhluk hidup tidak mungkin bisa survive karena hutan adalah paru-paru dunia dimana menghasilkan oksigen terbanyak bagi kehidupan. Untuk anak-anak mungkin masih banyak tidak tahu mengenai manfaat dan fungsi hutan itu sendiri sebelum mengenalnya, nah di Festival Sayang Hutan ini mereka mendapatkan itu semua dengan cara yang berbeda mulai dari dongeng, handycraft, bernyanyi, dan bahkan menanam langsung.
Handycraft
Festival Sayang Hutan ini dihadiri oleh anak-anak dan juga ada orang tua yang mendampingi. Seluruh peserta memakai baju seragam yang dibagikan oleh penyelenggara. Setelah opening speech dari kak Amel ( Amalya ) anak-anak mulai menjalani aktivitas seru yaitu handycraft.
Handycraft ini membuat hutan dari kertas yang digambar serta ditempel di bidang kertas lainnya, semua anak berkreasi sesuai imajinasi mereka. Poin penting disini adalah mereka mengenal hutan dimana hutan itu terdapat pohon -pohon yang beraneka ragam dan jumlahnya banyak.
Disela mengerjakan handycraft, panitia juga memberikan penjelasan mengenai hutan, manfaat hutan dan masih banyak lagi. Semua bahan dan perlengkapan handycraft ini diberikan oleh panitia lho.Terlihat ada yang membuat handycraft sendiri ada juga orang tua yang mengarahkan atau membantu anak mereka untuk berkreasi, bisa dibilang sesi ini juga mempererat bonding antara orang tua dan si kecil ya.
Mengenal Tanaman dan Bertanam
Pada sesi ini didampingi oleh kakak-kakak dari Kebun Kumara, disini anak-anak mendapatkan banyak insight positif mengenai tanaman. Yups, jadi sebelumnya dari perwakilan Kebun Kumara menjelaskan mengenai apa itu tanaman, pohon dan bagaimana sih tanaman itu bisa tumbuh dengan baik.
Setelah menjelaskan, anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok lalu berkeliling dari satu tanaman ke tanaman lain yang disediakan. Nah jadi ada beberapa tanaman disana mulai dari tanaman pohon sereh hingga kacang polong. Para kakak-kakak juga dengan sabar menjelaskan manfaat dari bagian pohon itu sendiri mulai dari akar, batang, daun dan buah serta manfaat tanaman itu sendiri.
Setelah semua kelompok mengelilingi aneka tanaman yang tersedia, mereka dikenalkan juga jenis-jenis media tanam yang dibawa oleh Kebun Kumara. Media yang disediakan adalah ada media tanam arang, sekam padi, pupuk kandang dan tanah. Pada sesi ini anak-anak merasakan langsung tekstur media tanamnya yups, selain mengenal semua media tanam, pada sesi ini melatih sensorik mereka.
Tidak takut kotor, nah disini mereka juga mencampurkan semua media tanam untuk diproses selanjutnya yaitu sebagai media tanam tanaman yang mereka pilih. Disini juga kakak dari Kebun Kumara menjelaskan fungsi masing-masing media tanam dan kenapa harus dicampur
.
After that, anak-anak mulai menanam tanaman mereka sendiri jadi pot, bibit tanaman, media tanam itu dikasih ya oleh Kebun Kumara. Mereka melakukan semua prosesnya sendiri yes mulai dari memasukan media tanam, kemudian memasukan bibit tanaman hingga menyiramnya dengan air.
Pada sesi ini juga dari kebun Kumara juga menjelaskan kepada anak-anak bagaimana tanaman mereka tumbuh dengan baik jadi mulai pemberian pupuk, waktu penyiraman tanaman dan mengharuskan tanaman itu terkena sinar matahari agar terjadi proses fotosintesis.
Yups, jadi pada sesi ini mereka tuh banyak banget mendapatkan insight positif dari kakak-kakak Kebun Kumara dan biasanya memang ya pengenalan ilmu atau apapun itu kepada anak-anak lebih mengena saat mereka terjun atau beraktivitas langsung jadi bukan hanya teori saja.
Di Festival ini juga dihadirkan Panel Surya, nah mereka juga belajar jika Hutan Rusak itu Energi Surya Terdampak. Disini ada keterangan mengenai Panel Surya, yups Panel Surya akan berfungsi dengan baik apabila ia mendapatkan suplai cahaya matahari yang stabil dan cukup sepanjang hari. Namun jika cahaya matahari terhalang debu atau polusi, tak tanggung -tanggung efisiensi energi tenaga surya bisa turun hingga 50% lho.
Untuk itu dibutuhkan hutan yang banyak karena mampu menyerap karbon dan polusi, nah saat ini sayangnya hutan banyak ditebang secara masif hingga luas wilayahnya menipis untuk itu diperlukan edukasi kepada masyarakat luas dimulai anak-anak mengenai pengenalan dan fungsi hutan untuk menjaga energi surya gar berkelanjutan.
Setelah anak-anak selesai melakukan aktivitas handycraft hingga bertanam, mereka kembali ke aula terbuka untuk mendengarkan dongeng dengan Kak Aio dan Kak Rona, semua anak-anak antusias banget mendengar dongeng tentang hutan.
Selanjutnya ada tausiah dari Dik Doank, sang pemilik Kandank Jurank Doank, beliau menjelaskan wajibnya kita sebagai manusia menjaga alam dan hutan. Di Kandank Jurank Doank ini juga melarang penebangan pohon lho, jadi jika misalnya 1 pohon di tebang maka kita harus menanam 1 pohon kembali. Disini juga anak-anak serta pengunjung wajib banget menjaga lingkungan dimana tidak boleh membuang sampah sembarangan dan merusak alam.
Masya Allah banget ya Festival Sayang Hutan ini, selain ada banyak aktivitas seru, peserta mendapatkan banyak edukasi mengenai hutan dan alam. Setelah menghadiri festival ini saya berharap bahwa event seperti ini semoga bisa berkelanjutan dan diadakan di berbagai daerah agar mereka lebih aware lagi terhadap hutan, alam dan lingkungan. Festival Sayang Hutan ditutup buka bersama.
Tidak ada komentar
Hallo, mohon tidak komentar dengan link hidup ya 😉