Hari Tuberkulosis Sedunia 2018 Bersama Kemenkes RI

Mengobati TBC


Hari Tuberkulosis Sedunia 2018 Peduli TBC, Indonesia Sehat.

Tuberkulosis atau yang lebih akrab TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TBC ( Mycobacterium Tuberculosis). Kuman jenis ini menyerang tubuh manusia terutama paru. Banyak mitos yang beredar bahwa TBC merupakan penyakit turunan dan faktanya pnyakit ini adalah bukan penakit turunan atau kutukan tapi murni penyakit ini adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman TBC. Jadi saatnya kita luruskan ya kalau penyakit TBC bukan penyakit turunan maupun kutukan.


Berbicara mengenai TBC jujur saja saya memiliki beberapa teman dan tetangga yang menderita penyakit ini. Awalnya mereka menganggap batuk yang mereka alami itu adalah batuk biasa yang bisa di sembuhkan oleh obat warung. Berbulan-bulan lamanya tak kunjung sembuh akhirnya mereka berobat dan di nyatakan positif menderita TBC. Untuk pengobatannya sendiri mereka harus rutin minum obat setidaknya minimal 6 bulan tanpa henti dan harus rutin. Jadi kalau 1 waktu mereka lupa minum obat ya kembali deh berobat dari awal lagi.

Miris memang ternyata faktanya Indonesia menduduki peringkat kedua setelah India dengan penderita TBC terbanyak. Fakta ini saya dapatkan ketika menghadiri Hari Tuberkulosis Sedunia di Monumen Nasional ( Monas) Jakarta Sabtu 24 Maret 2018 bersama Kemenkes RI. Acara yang dimulai sejak pagi itu diikuti oleh instasi Kesehatan , media dan masyarakat umum.

Monas


Sebelum acara dimulai saya menyempatkan diri mampir ke berbagai booth kesehatan disana. Saya juga melihat foto-foto para penderita TBC yang membuat hati saya miris sekali bahwa ternyata TBC itu benar-benar membuat pasien menderita entah itu menderita secara fisik, psikis dan juga sosial. Yups,, kenyataanya banyak pasien yang dinyatakan posistif menderita TBC di kucilkan bahkan di usir oleh orang sekitar.



Belum sempat keliling ke semua booth akhinya acara pun dimulai. Hadir pula Ibu Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila Moeloek dan jajaran Kemenkes lainya. Ibu Nila menjelaskan bahwa mengatasi penyakit TBC ini merupakan tanggung jawab bersama, tanggung jawab kita semua. Semua lapisan masyarakat , kader PKK, dan lainya harus berperan disini. Karena miris sekali bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua secara global. Para penderita ini harus ditangani dengan baik dan benar agar benar-benar sembuh dan terbebas dari TBC.

Beliau juga mengungkapkan kalau peran blogger dan media dalam menyebarkan informasi mengenai TBC memiliki peran yang cukup penting. Mungkin ya memang di luar sana masih belum banyak mengetahui gejala atau cara menangani TBC yang baik itu seperti apa.

Hari tuberkulosis sedunia


Pada kesepatan itu juga Kemenkes memberikan penghargaan kepada kader kesehatan yang berprestasi atau berhasil menekan pasien Tuberkulosis ini. Acara Hari Tuberkulosis Sedunia di Indonesia tidak hanya di Jakarta saja tetapi  juga serentak dilaksanakan di berbagai provinsi seperti Aceh, Riau, Papua, Sulbar dan Sulsel. 

Acara peingatan hari Tuberkulosis sedunia ini juga merupakan komitmen Kemenkes untuk mewujudkan Indonesia sehat. Ini aksi nyata yang mana masyarakat bisa tahu tentang Tuberkulosis dan berkonsultasi di berbagai booth secara gratis. Tak menyianyiakan kesempatan saya pun mengunjungi satu persatu booth yang ada disana.



Pertama yang saya kunjungi yaitu Booth Cek Kesehatan PTM ( Penyakit tidak menular) disini saya periksa kadar gula darah dan kolesterol. sama seperti biasa sebelum di periksa kita mengisi data terlebih dahulu seperti nama, jenis kelamin, usia, BB dan TB. Hasilnya gimana? Alhamdulillah kadar gula darah dan koleterol saya termasuk normal.

Walau hasilnya normal tapi tetap ya saya harus menjaga apa yang saya konsumsi dan menjalani hidup sehat agar semuanya tetap stabil. 



Kemudian booth yang saya kunjungi yaitu Booth kesehatan PKVHI yang mana booth ini ngecek HIV. Ini kali kedua saya memeriksa HIV karena sebelumnya saya pernah memeriksa HIV juga di Salatiga. Pertama seperti biasa kita mengisi data dan kemudian kita ngobrol atau konseling dulu sama petugas disana sejauh mana sih kita mengenal HIV ini. Dan kemudian baru deh diambil sample darahnya. Dibutuhkan setidaknya 1 30 menit untuk mengetahui hasilnya.

Tenang saja guys, mau di puskesmas, di rumah sakit atau di manapun jika pemeriksaan HIV ini bersifat rahasia. Jadi ga perlu takuta atau malu melakukan pemeriksaan ini ya, setidaknya jika *amit-amit terbukti positif ya harus di tangani sejak dini. Hasilnya gimana? Alhamdulillah saya negatif juga hehe.

Oke kali ini saya akan sedikit bahas mengenai Tuberkulosis dari info flyer dan petugas disana. 

Gejala-gejala TBC : 

Batuk ( berdahak maupun tidak berdahak ) dalam jangka waktu yang cukup lama.
Demam meriang ( demam tidak terlalu tinggi )
Batuk berdahak ( bisa bercmpur darah)
Nyeri dada
Berkeringat tanpa sebab
Nafsu makan menurun
Berat badan menurun.

TBC menular lewat dropet/ percikan dahak pada saat penderita TBC batuk atau membuang ludah, bersin dan berbicara.Karena melalui pernafasan kuman TBC dari penderita akan terhirup oleh rang lain, jika orng lain memiliki daya tahan tubuh yang kuat maka kuman tersebut tidak akan berdampak tapi jika orang lain memiliki daya tahan tubuh yang lemah maka orang tersebut menjadi sakit TBC.

Etika Batuk, nah batuk pun ada etika nya lho ga boleh sembarangan karena lewat batuk bisa menularkan penyakit salah satunya penyakit Tuberkulosis ini.

Etika Batuk : 

  • Gunakan masker
  • Tuup hidung dan mulut kita menggunakan lengan 
  • Tutup hidung dan mulut dengan tisu atau saputangan
  • Buang tisu yang sudah dipakai ke tempat sampah
  • Cuci tangan pakai sabun lalu bilas dengan air mengalir

Jadi sebaiknya penderita TBC agar tidak menularkan ke orang lain ya harus pakai maskes dan minum obat teratur. Karena tenang aja TBC ini bisa sembuh kalau di obati hingga tuntas.Pengobatan TBC itu berlangsung 6-8 bulan lamanya dan dibagi menjadi 2 tahap. Pada tahap awal obat diminum setiap hari selama 2 atau 3 bulan dan tahap akhir obat diminum 3 kali seminggu selama 4-5 bulan.

Pengobatan TBC dan pemeriksaan TBC itu gratis lho di Puskesmas, obat di Puskesmas pun berkualitas jadi kalau sudah ada gejala yang mendekati sakit TBC sebaiknya cepat pergi ke Puskesmas atau Rumah Sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Lalu bagaimana cara mencegah sakit TBC ?

  • Makan mkanan yang bergizi agar daya tahan tubuh kita kuat
  • Menjemur alas tidur di bawah sinar matahari agar tidak lembab
  • Membuka jendela agar rumah mendapat cukup sinar matahari dan udara segar
  • Mendapatkan suntik BCG bagi anak usia dibawah 5 tahun untuk menghindari TBC berat ( meningitis dn miller)
  • Olah raga teratur
  • Tidak merokok 

 Cara pencegahannya memang terlihat mudah ya tinggal melakukan GERMAS tapi ya itu perlu konsisten agar tidak mudah terkena penyakit. Penyakit TBC ini tanggung jawab kita semua, jika semua turut andil dalam mengatasi penyakit ini maka kita dapat mengeleminasi TBC di tahun 2030. Dan terakhir saya ingatkan lagi bahwa TBC ini bukan penyakit turunan atau kutukan , TBC ini bisa sembuh jika di obati dan di tangani dengan baik.

5 komentar

  1. Saya kerja di lapas dan salah satu penyakit paling umum diderita warga binaan adalah tb. Apalagi kan mereka sekamar dengan berbagai macam orang yang latar belakang beda-beda da sirkulasi udara yang nggak terlalu bagus (kalau ventilasi besar ntar mereka kabur). Jadinya rutin mengadakan sosialisasi tb, screening batuk, dan standby obat aja mba.

    BalasHapus
  2. Wah aku gak sempat cek kesehatan lagi kemarin ☺

    BalasHapus
  3. Wah aku gak sempat cek kesehatan lagi kemarin ☺

    BalasHapus
  4. dulu kedua anakku kena krn tertular pembantuku

    BalasHapus
  5. Jangan sampai kena. Tapi, kalau sudah kena ya harus obati sampai sembih deh.

    BalasHapus

Hallo, mohon tidak komentar dengan link hidup ya 😉