Imunoterapi Kanker Atezolizumab Revolusi Pengobatan Kanker Hadir di Indonesia




Suasana hening dan bau khas rumah sakit menyelimuti sebuah lorong yang saya lalui ketika ingin menjenguk teman saya di RS. Dharmais, sebuah Rumah Sakit Kanker Pusat yang berada di Jakarta Barat. Suasana ini lebih tenang daripada di tengah lobi Rumah sakit ini yang mana banyak sekali pasien kanker yang sedang menunggu maupun yang habis berobat. Wajah mereka yang pucat namun matanya memancarkan sebuah harapan besar, yaa mereka berharap bisa terbebas dari penyakit kanker.


Nyesek dan air mata keluar melihat itu semua, saya sendiri tidak bisa membayangkan bagaimana keluarga pasien , kerabat atau orang kesehatan yang menangani pasien kanker setiap harinya, pasti mereka memiliki mental dan hati yang kuat.

Ya, penyakit kanker seakan tidak ada habisnya, kenapa tidak ada habisnya? Karena saat ini Kanker yang merupakan salah satu PTM ( Penyakit Tidak Menular) ini setiap tahunnya semakin meningkat. 

Lalu apakah kanker ini tidak ada obatnya atau tidak dapat di sembuhkan? Nah itu adalah salah besar karena kanker bisa disembuhkan dengan berbagai metode yang bisa dilakukan untuk mengobati kanker misalnya saja dengan kemoterapi, radioterapi, operasi, transpalntasi sumsum tulang, imunoterapi dan yang terbaru adalah Atezolizumab.

Obat kanker


Atezolizumab ini baru saya ketahui saat saya menghadiri forum edukasi media Cancer Immunotherapy beberapa waktu lalu bersama Roche  yang merupakan pelopor global dalam bidang farmasi dan diagnostik. Narasumber yang hadir pada forum tersebut adalah DR.dr. Nina Kemala Sari, SpPD,K-Ger, MPH, Direktur dan Keperawatan Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) dan DR.dr.Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM,M.Epid, FINASIM, FACP,RSUPN DR. Cipto Mangunkusumo.

DR. dr Nina menyampaikan mengenai beban kanker dan tantangan di Indonesia. Seperti yang kita ketahui kalau kanker sering kita dengar entah itu tetangganya, saudaranya adalagi dan ada lagi yang menderita sakit kanker.

Menurut data kanker merupakan penyakit kronis penyebab kematian jutaan penduduk di dunia. Sebanyak 9,6 juta kematian akibat kanker di dunia pada tahun 2018 dan sebanayk 57% kematian akibat kanker terjadi di Asia. DI Indonesia sendiri kenker ini peringkat nomer 2 penyebab kematian akibatpenyakit tidak menular

Sebanyak 73% kematian penduduk Indonesia disebabkan oleh penyakit tidak menular dan hanya 27%  kematian yang disebabkan penyakit menular. Bisa dilihat kan kalau penyakit tidak menular menyumbang banyak sekali keamatian penduduk Indonesia.



Beban kanker di Indonesia itu sangat besar dan dipaparkan juga 10 Top Cancer in Indonesia dimana untuk yang laki-laki paling banyak yaitu kanker paru dan  wanita yaitu kanker payudara. Masih menurut data juga kalau kanker paru juga menyumbang penyebab kematian nomor 1 di Indonesia.

Melihat data tersebut saya langsung teringat Pak Sutopo yang belum lama meninggal akibat kanker paru. Sebelum beliau meninggal saya sempat juga menonton video sharing beliau yang menyatakan bahwa beliau tidak merokok namun lingkungan kerja beliau banyak sekali para pekerja yang merokok. Ya, risiko perokok pasif lebih besar dibandingkan dengan merokok makanya diperlukan upaya-upaya penekanan jumlah perokok. Di Indonesia sendiri belum ada regulasi usia boleh merokok dengan konsekuensi bagi yang melanggarnya.

Melihat jumlah pasien kanker yang terus meningkat setiap tahunnya sebagai pusat rujukan nasional RSKD berkomitmen menyediakan layanan kanker berstandar internasional yang sesuai dengan misinya yaitu Menjadi Rumah Sakit kanker komprehensif dan mengembangkan Pusat Kanker Nasional yang setara tingkat Asia.

Untuk menjalankan visinya RSKD melakukan berbagai cara perspektif . Ada perspektif learning & growth yang menyediakan dokter Ahli Onkologi yang kompeten dan berkualitas, ketersediaan obat kanker terlengkap dan inovatif, sarana prasarana deteksi dini, diagnostik dan alat medik terbaru. Lalu perspektif proses bisnis internal , perspektif pelanggan dan perspeftif finansial. Itu semua sudah dilakukan RSKD.

Lanjut Dr.dr Nina menyatakan bahwa biasanya pasien yang datang ke RS Rujukan tertinggi itu mayoritas sudah stadium lanjut, bahkan pernah ada datang pasien kanker payudara yang besar kankernya sudah hampir sebesar ukuran tubuh pasien. Maka dari itu jika ada tanda-tanda atau gejala kanker sebaiknya langsung ke dokter untuk diperiksa dan konsultasi.

Untuk menekan jumlah penderita kanker itu sendiri dibutuhkan berbagai pihak. Semua stakeholder, praktisi kesehatan, rumah sakit, pemerintah, farmasi dan  lainnya bersama-sama membangun kesiapan Indonesia terhadap imunoterapi kanker agar pasien bisa mendapatkan  hasil perawatan dan pengobatan kanker yang optimal.



Berbicara mengenai imunoterapi saat ini Imunoterapi kanker merupakan suatu revolusi yang akan memainkan peran penting dalam pengobatan pasien kanker di Indonesia. Dr. dr Ikhwan Rinaldi, memaparkan Imunoterapi ini terobosan baru di dunia medis. Penemu imunoterapi sendiri yaitu James P. Allison CTL-4 dan Tasuku Honjo penemu PD-1. Kedua orang penemu Imunoterapi ini sudah dianugerahi Hadiah Nobel dalam Sisiologi atau kedokteran untuk penelitian mereka dalam imunoterapi kanker.

Penemuan CTL-4 dan PD-1 pada sel imun (Sel T) mendorong penemuan monoklobnal antibodi untuk mengembalikan fungsi sel T untuk memerangi sel kanker yang sekarang dikenal dengan  imunoterapi.

Roche pelopor global di bidang fasmasi dan diagnostik melalui Roche Indonesia mengumumkan  Atezolizumab sebagai anti PD-L1 imunoterapi kanker yang bekerja untuk mengembalikan respon imunitas di dalam tubuh pasien agar dapat secara efektif menyerang sel kanker.



Atezolizumab merupakan antibodi monoklonal yang dirancang untuk mengikat protein PD-L1 di sel tumor dan sel imun. Atezolizumab juga dapat mengaktivasi sel T untuk mengenali dan menghancurkan sel kanker.


Atezolizumab juga telah disetujui oleh BPOM dan di Indonesia sendiri diindikasikan untuk :

  • Kanker paru bukan sel kecil stadium lanjut setelah pengobatan kemoterapi yang mengandung platinum.
  • Kanker kandung kemih stadium lanjut setelah pengobatan kemoterapi yang mengandung platinum.

Dan menurut penelitian membuktikan bahwa Atezolizumab dapat meningkatkan kualitas dan harapan hidup pasien.

Setiap pengobatan kanker memang selalu ada efek sampingnya namun Atezolizumab ini memiliki profil keamanan yang lebih baik dan efek samping yang lebih terkontrol dibandingkan pengobatan standar lainnya seperti kemoterapi. Efek samping yang sering terjadi adalah alergi dari yang ringan sampai yang berat seperti gatal-gatal namun itu semua bisa dikontrol oleh dokter.

Atezolizumab juga memberikan kenyamanan untuk pasien dan dokter dimana tidak diperlukannya tes PD-L1, maka pasien tidak perlu melakukan biopsi ulang. Untuk menggunakan Atezolizumab pastinya juga harus konsultasi dengan dokter .



Mendengar adanya revolusi pengobatan kanker di Indonesia saya sendiri sangat senang karena dengan begitu angka kematian penyebab kanker bisa menurun. Berharap juga semoga penderita kanker bisa menurun dan perlu diketahui juga nih kalau penyebab kanker itu multi faktor bisa dari makanan yang bersifat karsinogenik, polusi udara, perokok, lingkungan tidak bersih juga bisa menyebabkan kanker. Maka dari itu sebisa mungkin kita meminimalisir terpapar dari itu semua agar jauh dari penyakit kanker. Terakhir, semoga kita dan keluarga sehat selalu dan bisa jauh-jauh dari penyakit mematikan ini. Amin.


22 komentar

  1. Aamiin, semoga kita dijauhkan dari penyakit yang mematikan ini ya Mel, hiks. Alhamdulillah ada metode baru yang bisa membantu menyembuhkan kanker. Pengalaman aku udah 3 bulan ini ngurusin pasien kanker, alhamdulillah seneng banget dan aku merasakan apa yang belio rasakan, banyak hikmahnya untukku agar lebih waspada dan menjaga pola hidup sehat. Cuss..
    Btw Mama Amel anggun sekali dipoto paling atas.

    BalasHapus
  2. serem ya, kanker itu penyakit yg bikin syok, apalagi banyak publik figur yang meninggal karena kanker, perempuan juga rentan banget kena kanker payu dara sama serviks ya

    BalasHapus
  3. Bener nchihanie yg paling atas itu kirain aktris Korea yg mau kpnser ejy. Keren pake banget, Mel. Btw semoga sistim ituampu mengurangi kematian siapapun yg terkena kanker.

    BalasHapus
  4. RSKD memang sangat terkenal dalam pelayanan terbaik pengobatan penyakit kankernya. Semoga tidak hanya bagi masyarakat tertentu saja ya, karena di daerah juga banyak yg kena penyakit kanker hanya mereka memilih pasrah, diam daripada berurusan dengan beebagai aturan, birokrasi dan biaya. Toh katanya ujungnya tetap kembali kepada Nya...

    BalasHapus
  5. Bener2 nyes banget dihati rasanya pas tau dosenku pak Sutopo wafat. Alhamdulillah kalo sekarang udah ada solusinya. Tapi yg jelas, dari sekarang jaga kesehatan itu harus jd prioritas ya mbak

    BalasHapus
  6. Banyak yg meninggal setelah bertarung dgn kanker. Begitu juga ibuku. Semoga imunoterapi semacam ini bisa jadi jawaban utk para survivor kanker ya
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
  7. sedih kalau bicara tentang kanker, selalu teringat anak-anak yang berjuang dari penyakit ini

    BalasHapus
  8. Sebagai penyintas kanker payudara saya mengikuti berbagai perkembangan tentang kanker dan pengobatannya dengan seksama. Memang terapi peningkatan imunitas sedang banyak dikembangkan karena efektif dan lebih sedikit memiliki dampak buruk ke tubuh kita

    BalasHapus
  9. Kanker memang sesuatu yang menakutkan. Sepupu saya ada yang gak bertahan karena leukemia. Semoga aja pengobatan kanker semakin maju. Semakin banyak yang bisa sembuh dari kanker

    BalasHapus
  10. Waduh mendengar kata kanker jadi serem mbak. Bapakku meninggal tahun lalu karena kanker dan susah diobati. Thanks God kalau sekarang sudah ada pengobatan semoga semakin berkembang dan membantu banyak orang.

    BalasHapus
  11. masyaAllah semakin maju teknologi semoga semakin mberikan kemudahan terutama untuk teman2 yang menanti harapan.

    BalasHapus
  12. Sedih kalau ada yang kena kanker. Menghabiskan banyak waktu, tenaga. Capek jiwa dan fisik. Semoga kemajuan demi kemajuan selalu ada ya

    BalasHapus
  13. Duh mudah2 kita dijauhkan dari penyakit ini ya..ngeri ya Allah.. semoga mereka yg sdg diuji sakit diberi kesabaran kesembuhan..

    BalasHapus
  14. Tetanggaku kangker payudara, itu harus hati-hati ke turunannya ya karena dia juga ibunya kena penyakit yang sama

    BalasHapus
  15. Baca data pasien kanker yang besar rasanya bikin sedih. Tapi dengan semakin banyaknya temuan dan inovasi yang dikembangkan untuk mengobati dan terapi kanker yang memperbesar harapan hidup pasien, membuat senang. Semoga akan banyak yang mendapat manfaat dan kesembuhan dari terapi Atezolizumab ini ya.

    BalasHapus
  16. Bicara tentang penyakit, memang penyakit tidak menular menjadi pekerjaan rumah tersendiri buat setiap orang, karena PTM ini tak hanya menyerang usia lanjut saja tapi usia muda juga bisa terkena. Dengan menjalankan pola hidup sehat, semoga bisa meminimalisir PTM ya dan mengapresiasi adanya teknologi baru dalam imunoterapi yaitu Atezolizumab ini

    BalasHapus
  17. Ya Allah sedih, Mbak baca ini. Mengingatkan aku pada almarhumah kakak saya yang mengidap kanker darah. Btw, semoga temuan teknologi dan pengobatan kanker makin maju dan meminimalisir penderita kanker. Aamiin

    BalasHapus
  18. Jumlah penderita PTM makin meningkat, tapi Allah juga memunculkan jalan keluarnya ya, Mbak. Pas, bersama kesulitan ada kemudahan. Apalagi untuk metode ini efek sampingnya lebih terkontrol. Alhamdulillah.

    BalasHapus
  19. Semoga terus ditemukan obat kanker yang ampuh ya dan harganya terjangkau. Inovasi dari Roche ini patut didukung. Mamaku meninggal jg karena kanker.

    BalasHapus
  20. Kanker ini udah jadi amcaman yang serius banget. Teknologi semakin canggih, semoga untuk pengobatan juga semakin maju. Inovasi kayak gini perlu dukungan penuh. Semoga bisa berjalan dan berkembang baik.

    BalasHapus
  21. dengar kata kanker aja uda bikin mernding yaa, Mba. Semoga kita selalu diberi kesehatan ammiiin.
    Senang deh ada penemuan baru dalam pengobatan kanker, semoga semakin banyak penemuan lagi untuk membantu penyembuhan pasien kanker, amiiin

    BalasHapus
  22. Saya baca ini senang karena ada kemajuan juga di bidang pengobatan untuk kanker. Dari sekian banyak orang yang mengidap kanker hanya beberapa persennya saja bisa sembuh.

    BalasHapus

Hallo, mohon tidak komentar dengan link hidup ya 😉