Meratakan Pelayanan Kesehatan Hingga Pelosok Jika Saya Menjadi Pemimpin

 



"Ada yang mau maju ke depan untuk perkenalkan diri?", salah satu senior bertanya di depan kelas yang menjadi ruangan pelatihan Paskibraka SMPN 1 Cihaurbeuti tahun 2000.

"Saya, kak ", dengan berani tunjuk tangan dan maju kedepan kelas memperkenalkan diri saya mulai dari nama , tempat tinggal, hobi serta cita-cita. 

"Hobi main bola dan basket,  cita-cita jadi Presiden", semua teman ternganga bahkan ada yang ketawa saat saya bilang kalau saya ingin jadi Presiden. 


Iya, Presiden adalah cita-cita saya saat SMP dan SMA. Jika diingat cita-cita saya sejak kecil itu selalu berubah, saat SD saya ingin menjadi guru seperti alm. Mama karena menurut beliau jadi guru PNS itu enak nanti setelah tua akan mendapat pensiun dan anak-anak pun mendapatkan Askes (Asuransi Kesehatan) , bahkan setelah kita meninggal anak-anak mendapat tunjangan dari pensiunan kita. Guru juga pahlawan tanpa tanda jasa dimana ilmu yang dibagikan insya Allah bermanfaat sampai kita meninggal nanti begitu lah pemaparan alm. Mama sampai saya pun tertarik menjadi guru seperti beliau. 


Cita-cita SD yang ingin menjadi guru pun berubah menjadi Presiden setelah alm. Mama meninggal karena kekurangan darah, ya alm. Mama meninggal karena kekurangan darah , beliau menderita jantung bocor dan anemia akut. Saat itu beliau kritis karena kekurangan darah, stok darah AB kosong, keluarga besar pergi mencari ke PMI Tasikmalaya juga kosong, akhirnya mama pun meninggal. 


Ya, mungkin memang ini adalah takdir dari Tuhan, namun jika saja setiap RS ada bank darah (seperti RS di pusat) mungkin masih bisa tertolong karena tidak harus berkeliling dari PMI satu ke yang lainnya. Ya, andai saja setiap rumah sakit di daerah lengkap fasilitasnya dan baik pelayanannya. 


Lalu apa hubungannya dengan menjadi Presiden kenapa tidak jadi dokter saja? karena saya berfikir jika saya menjadi pemimpin saya akan melakukan perubahan di bidang kesehatan warga Indonesia dari sabang sampai merauke. Dengan menjadi pemimpin akses saya menolong orang lebih banyak melalui sistem birokrasi dan menghasilkan tenaga kesehatan lebih banyak lagi. 


Mengenai Kesehatan di Indonesia saat ini sudah lebih baik namun masih banyak harus diperbaiki seperti yang saya dan keluarga alami. Jadi ingat dulu waktu Kezia tengah malam sakit,  belum ada BPJS dan dibawa ke rumah sakit, sesampainya disana tidak ditangani dahulu sebelum saya membayar uang deposit yang jumlahnya cukup besar bagi saya. Saat itu saya hanya bisa nangis melihat keadaan Kezia yang terkulai lemas, akhirnya papa saya meminjam uang ke saudara untuk membayar deposit dan barulah Kezia mendapatkan perawatan.


Ada begitu banyak drama yang sangat menguras air mata, tenaga , uang dan pikiran kalau dilihat kembali tapi apa boleh buat, karena keterbatasan ekonomi kita bisa mendapatkan pelayanan seadanya maka dari itu, jika saya menjadi pemimpin saya akan mengubah beberapa prosedur mengenai pelayanan kesehatan di Indonesia. 





  • Mengalokasikan dana untuk Kesehatan 

Seandainya saya menjadi pemimpin saya akan mengalokasikan dana untuk kesehatan jauh lebih besar. Dari dana tersebut akan digunakan untuk prasarana, kesejahteraan tenaga medis dan seluruh masyakarat Indonesia mendapatkan hak kesehatan yang layak. 

  • Memperbanyak tenaga kesehatan 

Saat ini penyakit tidak menular menempati posisi tertinggi yang menyebabkan kematian paling banyak di Indonesia. Penyakit tidak menulai ini bisa dicegah dengan mengubah pola  hidup lebih sehat. Nah tenaga kesehatan disini setidaknya 30 % akan terjun langsung ke masyarakat secara rutin untuk mengedukasi mengenai kesehatan karena tak bisa dipungkiri masih banyak mitos kesehatan yang dipercaya oleh masyarakat. Dengan adanya edukasi oleh tenaga kesehatan secara rutin, masyarakat sadar akan kesehatan diri dan keluarganya maka bisa menekan jumlah penderita atau orang yang sakit. 

  • 1 Kelurahan 1 Puskesmas 

Harapan saya di setiap kelurahan ada 1 Puskesmas dengan fasilitas lengkap untuk tindakan gawat darurat. Jujur saja saat ini penyebaran Puskesmas tidak merata di setiap daerah terutama daerah pedalaman atau pelosok. Beberapa tahun lalu saya mengunjungi sebuah desa yang hanya beberapa puluh kilometer dari pusat kota, tapi untuk menuju desa tersebut kita harus naik turun bukit dengan jalan setapak. 

Iya jalan setapak yang hanya bisa dilalui oleh 1 motor saja. Jalan setapak tersebut samping kanan kiri kebun dan hutan , dan dibeberapa titik sampingnya jurang. Bisa dibayangkan warga desa tersebut untuk menuju akses layanan kesehatan harus berjuang antara hidup dan mati. 

Bahkan saya sempat berfikir, bagaimana jika ada warga yang ingin lahiran dan memerlukan tindakan medis? Bagaimana nasib anak tengah malam sakit dan harus secepatnya mendapatkan tindakan? . Untuk itu diperlukannya pelayanan kesehatan merata di setiap pelosok negeri. 

  • Memanfaatkan teknologi mulai dari layanan kesehatan pertama 

Saat ini teknologi berkembang sangat cepat dan sudah semestinya kita bisa memanfaatkan terutama dibidang layanan kesehatan mulai dari layanan pertama. Ya, seperti yang kita ketahui jika ke Puskesmas saja kita harus membawa foto copy entah itu KTP atau BPJS untuk dokumen. Padahal dengan memanfaatkan teknologi dengan menyebutkan nomer KTP dan BPJS itu sudah otomatis tersambung jadi tidak perlu lembaran-lembaran kertas tersebut. 


Saya juga berharap teknologi bisa mewujudkan transparansi ada atau tidaknya kuota jumlah pasien di sebuah rumah sakit. Ya, pengalaman saya beberapa waktu lalu saat ingin operasi kista gigi menggunakan BPJS namun akhirnya memutuskan untuk operasi di Rumah Sakit swasta dan membayar cash. Kenapa? Karena sistem atau prosedur untuk bertemu dokter dari faskes 1 ke RSUD itu harus menunggu 3 bulan , itu baru ketemu dengan dokter ya belum untuk pemeriksaan dan tindakan. 


Ya, saya mendapatkan jadwal dari salah satu perawat bertemu dengan dokter sehari sebelum surat rujukan itu exp. Bisa dibayangkan kita harus menunggu berbulan-bulan untuk itu?. Disini bukannya tidak percaya perawat yang menentukan jadwal tersebut tapi jika ada transparansi mengenai kuota pasien di setiap poli itu akan lebih baik.


  • Berkolaborasi dengan pihak swasta

Berkolaborasi dengan pelayanan kesehatan swasta adalah cara terbaik untuk menekan masalah pelayanan kesehatan. Sebenarnya kolaborasi pemerintah dan pihak swasta sudah berjalan hingga kini namun belum semua dimana masih ada RS Swasta yang belum melayani peserta BPJS. Besar harapan saya semoga seluruh RS Swasta bisa menerima pasien BPJS dengan kuota tertentu dan bersama-sama untuk menuju Indonesia Sehat. 


Ya, diatas tadi adalah pemikiran - pemikiran saya seandainya saya jadi pemimpin saya akan memperbaiki sistem kesehatan di Indonesia terlebih dahulu terutama di pelosok daerah. Memang tidaklah mudah untuk mencapai hal itu namun tidaklah mungkin bisa mewujudkan hal itu jika kita saling bahu-membahu untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Sehat dan Keadilan bagi seluruh rakyat. 


Seorang pemimpin juga membutuhkan rakyatnya terutama generasi muda yang akan menjadi tombak suatu negeri. Ya peran generasi muda  sangatlah penting untuk mewujudkan cita-cita bangsa agar menjadi lebih baik. 

Cita-cita menjadi Presiden memang tidak terwujud tapi setidaknya saya menjadi pemimpin untuk kedua anak saya. Semua orang itu adalah pemimpin untuk dirinya dan sebagai pemimpin pastinya selalu memberikan terbaik. Setiap orang bisa memberikan sumbangsih lewat apapun bisa dari tenaga, finansial, pemikiran dan juga tulisan. Saat ini saya memang belum memberikan banyak untuk negara tapi dengan untaian kata yang saya tuliskan di blog, insya Allah memberikan manfaat untuk saya dan pembaca. 

 











15 komentar

  1. Iya betul. Kalau sudah e-ktp kan seharusnya langsung terkoneksi dg bpjs juga kan? Tinggal sebutin nomor, bisa langsung muncul datanya. Jadi penanganan lebih cepat.

    BalasHapus
  2. Madih ada harapan cita2 Amel akan terwujud. Memang kita ini masih ketat dengan sistim birokrasi. Sakit parah masuk UGD masih hrs nunggu 2 hari di UGD br bisa masuk ruang rawat. Gak kayzk di LN ya pelatanan thd pasien. Di LN mah sergep banget gak mikirin uang DP hrs bayar dl. Semoga cita2 masa kecil bangkut lg paling gak di bidang utk penanganan keselamatan pasien.

    BalasHapus
  3. Setuju banget, Mel. Kesehatan itu kunci banget. Mau masyarakat bisa aktof dan produktif, ya harus sehat dulu.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Setuju banget mbak, kesejahteraan dan kesehatan jadi point penting yang harus dikaji dan diperhatikan para pemimpin.

    BalasHapus
  6. Banyak cerita yg pernah aku baca dan liat di tv soal keterbatasan pelayanan kesehatan di pelosok-pelosok indonesia. Semoga Indonesia dapat menyelesaikan permasalahan ini

    BalasHapus
  7. Semoga semua pemimpin juga memikirkan hal penting ini ya mba..dan peran generasi muda memang sangat penting utk didorong..

    BalasHapus
  8. Betul mbak....kesehatan masyarakat adalah kunci kesuksesan negara. Kalau rakyatnya sehat tentunya faktor lainnya akan berjalan dengan baik. Memang cerita tentang sarana dan prasarana kesehatan termasuk pelayanannya kadang menguras air mata, belum sepenuhnya masyarakat kita tercover fasilitas kesehatan secara baik...mudah2an pemimpin kita dapat memfasilitasi sarana dan prasarana kesehatan masyarakatnya menjadi semakin baik...aamiin.

    BalasHapus
  9. Keinginannya bagus dan penting. Berharap banget bisa terwujud ya mba. Tak mudah tapi harus ada komitmen

    BalasHapus
  10. Sebuah negara akan kuat jika sumber daya manusianya sehat-sehat, oleh karena itu kesehatan masyakarat penting sekali untuk menciptakan negara yang makmur.

    BalasHapus
  11. iya mbak, teknologi harus dipastikan dapat dinikmati merata oleh semua wara masyarakat baik di kota maupun di pelosok. begitu juga dengan kesehatan, juga harus merata sampai ke pelosok. great idea mbak.

    BalasHapus
  12. Setuju banget nih mbak. Kesehatan di setiap daerah di Indonesia itu harus merata. Supaya tidak ada lagi yang mengalami sakit parah karena kurangnya peralatan medis atau tidak ada biaya. sedih banget dengernya

    BalasHapus
  13. Semoga pemerataan pelayanan kesehatan ini bisa terwujud.
    Karena kesehatan ini adalah investasi dari generasi ke generasi.

    BalasHapus
  14. cita - cita sebagai presiden ya mba. Memang kita harus pastikan berbagai kebutuhan dan hak dasar untuk semua bisa dapat dipenuhi

    BalasHapus
  15. Negara kita akan terbilang sukses jika rakyatnya sehat.
    Kalau rakyatnya sakit-sakitan maka sumber daya manusia berkurang, akibatnya tidak bisa berkontribusi dalam memajukan bangsa dan negara.
    Jadi saya setuju dengan mbak, kalau pemimpin sebaiknya memperhatikan kesehatan rakyatnya.

    BalasHapus

Hallo, mohon tidak komentar dengan link hidup ya 😉