Mengenal Penyakit Kusta dan Dukung Indonesia Bebas Kusta

 



"Mungkin dulu buat banyak dosa sama orang makanya sekarang dikutuk kaya gitu", cibiran yang masih saja di dengar tentang orang yang menderita penyakit kusta. Cibiran tersebut mungkin bukan hanya saya saja yang pernah mendengar, tapi sebagian besar masyarakat juga pasti pernah mendengarnya. Perasaan saya saat mendengarnya terasa sangat miris ya meskipun bukan penderita tetapi kok ya tega gitu lho ada yang beranggapan penyakit kusta itu sebagai penyakit kutukan?. 


Sebenarnya kita sendiri tidak boleh langsung judge orang yang beranggapan seperti itu mungkin karena kurang edukasi mengenai penyakit kusta jadi dia menganggap penyakit tersebut adalah penyakit kutukan. Lalu sebenarnya apa sih penyakit kusta itu? Nah saya sendiri baru mengetahui apa itu penyakit kusta lebih lanjut lagi saat mengikuti acara KBR beberapa waktu lalu yang mengambil tema Bahu Membahu untuk Indonesia Sehat Bebas Kusta. 


Acara tersebut menghadirkan narasumber dr. Febrina Sugianto, Junior technical Advisor NLR Indonesia dan Eman Suherman, SSos. Ketua TJSL PT DAHANA. Pada acara tersebut saya jadi mengetahui tentang apa itu kusta dan bagaimana kita menyikapi jika ada keluarga atau orang yang penderita penyakit kusta. 


Kusta atau lepra adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang menyerang kulit dan jaringan saraf perifer serta mata dan selaput yang melapisi bagian dalam hidung. 



Gejala - Gejala Kusta :
  • Timbul bercak putih pada kulit, awalnya bercak ini terlihat sedikit namun lama kelamaan semakin banyak dan melebar.
  • Bercak putih mati rasa, jadi bercak pada kulit outih itu mati rasa jadi tidak lagi dapat merasakan sakit saat kulit itu terluka. 
  • Munculnya berjendol-jendol, pada kuliy misalnya pada area wajah atau area tubuh lainnya. 
  • Otot menjadi lemah yang akhirnya akan menyebabkan kelumpuhan.
  • Timbul kerusakan lebih lanjut pada saraf sensorik maupun motorik (kelumpuhan) 
  • Pada kasus yang sudah parah penderita dapat kehilangan jari jemari.

Faktor Risiko Kusta : 

  • Imunitas rendah 
  • Tinggal di area endemis 
  • Kontak erat dengan pengidap
  • Status sosio-ekonomi dan kebersihan kurang 


Penyakit kusta sebenarnya penyakit yang susah ditularkan. Sumber kuma atau bakterinya juga adalah dari penderita kusta yang belum dapat pengobatan jadi sumber ini memiliki bakteri kusta yang hidup didalam tubuhnya. Bakteri kusta ini terdapat di mukosa , di saluran pernafasan atas manusia. Kuman bisa keluar dari droplet, mulu taua hidup penderita kusta dan masuk lewat mukosa atas dan kontak kulit erat dan lama. Yups, sebenarnya penyakit kusta sulit ditularkan karena sebanyak 95% manusia memeiliki kekebalan terhadap kusta , nah 5 persen itu tadi tidak memiliki kekebalan kusta ini baru bisa menjadi sakit atau menderita kusta dan dari 5 % tersebut sebanyak 75% yang terjangkit penyakit kusta ini bisa sembuh sendiri dan hanya 30% yang menderita penyakit. 

Ya, penyakit kusta bisa disembuhkan tanpa meninggalkan kecacatan selama penyakit tersebut ditemukan sejak dini dan diobati sampai tuntas. Jadi sebaiknya jika ada tanda-tanda atau gejala yang menjurus ke penyakit kusta lebih baik langsung ke dokter untuk periksa agar ditangani lebih dini dan bisa sembuh. 


Bahu Membahu untuk Indonesia Bebas Kusta 



Untuk mengatasi penyakit kusta ini bukan hanya pemerintah saja namun juga kita semua memiliki andil untuk bahu membahu mengatasi penyakit kusta ini. Dalam rangka kesehatan nasional tahun 2021 akan dilakukan NLR Indonesia  ingin masyarakat lebih ikut berpartisipasi dan beberapa garis besar yang dilakukan NLR Indonesia dalam kampanye publik : 

  • Mengadakan lomba suara Indonesia bebas kusta 
  • Menargetkan orang-orang dengan kusta atau pernah menderita kusta serta orang-orang disabilitas untuk mengirimkan karyanya seperti foto, video, artikel. 
  • Virtual run 
  • Workshop rutin yang dilakukan untuk  orang tua  atau anak penderita kusta serta anak yang disabilitas bagaimana cara perawatan anak dengan kondisi seperti itu dan bagaimana kebutuhan anak tersebut terjamin.
  • Awareness rising bagi tenaga kesehatan dan masayarakat umu, nakes di targetkan kenapa sih? karena stigma kusta ini masih ada di lingkungan nakes salah satunya dengan BCC yaitu komunikasi dimana tidak hanya petugas kesehatan kusta namun nakes bagian lainnya.   

Tujuan kampanye ini adalah untuk meningkatkan awareness masyarakat agar mengerti tentang penyakit Kusta ini.

PT. Dahana juga sudah berpartisipasi dalam mengantisipasi penyakit kusta ini salah satunya yaitu mengadakan pengobatan masal yang sudah dilakukan pada ring 1 di Kecamatan Cibogo Kecamatan Subang. Jadi setiap


Kalau ada teman atau saudara yang menderita Kusta kita harus gimana sih? 


Sedih ya kalau ada teman, tetangga atau keluarga kita yang menderita kusta namun apa sih yang harusnya kita lakukan? jadi jika memang ada orang terdekat memiliki gejala kusta harus segera ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut, lalu selanjutnya adalah tidak melakukan diskriminasi terhadap penderita. Pada pasien kusta yang sedang menjalani pengobatan dengan antibiotik dapat tinggal bersama keluarga dan menjalani kehidupan normal. Para penderita kusta sendiri agar sembuh mereka akan mendapatkan terapi antibiotik selama 6 bulan hingga 2 tahun  lamanya. Untuk minum obat sendiri itu harus rutin sesuai jadwal awal pertama kali minum obat. 


Memang penyakit kusta itu merupakan penyakit serius karena sifatnya bisa permanen dan sebabkan kecacatan seumur hidup jika telat ditangani dan tidak melakukan pengobatan rutin namun untuk kita yang hidup berdampingan denga penderita kusta sikap yang harus kita lakukan yaitu memberika support system kepada mereka agar lebih semangat menjalani hidup dan menjalani pengobatan, turus mendukung kreativitas atau bakat mereka dan jangan pernah mengucilkan karena jauhi penyakitnya bukan orangnya, stay happy and healty ya guys. 




16 komentar

  1. memang masih banyak stigma yg beredar seputar kusta ini ya.

    semogaaaa, edukasi semacam ini bs menghindarkan stigma2 itu.

    BalasHapus
  2. Kalau zaman dulu orang yang terkena penyakit kusta langsung dicap kena azab, untung saja zaman sekarang hal seperti itu tidak ada lagi

    BalasHapus
  3. Meski merupakan penyakit serius dan harus diwaspadai, bukan berarti orangnya yang harus mendapat stigma negatif dan diskriminasi. Waspadai penyakitnya bukan menjauhi apalagi sampe menghakimi negatif penderitanya. Semoga indonesia bisa bebas kusta.

    BalasHapus
  4. Penyakit kusta memang butuh kontak erat yang sangat lama, ya. Meski menular tapi tidak semenular penyakit lainnya. Makanya imunitas sangat penting dalam menangkap penyebarannya. Semoga edukasi semacam ini dibaca banyak warga sehingga tidak mengucilkan pengidap kusta

    BalasHapus
  5. Banyak yang bilang, dulu penyakit kusta adalah azab, padahal disebabkan kuman penyakit dan bisa sembuh dengan pengobatan yang tepat dan rutin. Penyintas juga bisa hidup normal dan diberdayakan kembali

    BalasHapus
  6. Jujur saja, untuk pengetahuan soal penyakit kusta itu masih sangat jarang diketahui oleh masyarakat awam, dan banyak diantaranya malah menjadikan penyakit kusta sebagai semacam azab atau hukuman,, bukannya diberi pengobatan, yang ada malah penderita kusta itu dikucilkan dijauhkan bahkan tiidak jarang diasingkan dibuang ke suatu tempatt yang jauh dari masyarakat...

    BalasHapus
  7. Kalau ada tanda kusta, baiknya kita segera berobat ya biar tertangani. Terus stigma orang-orang kudu dibenahi soal lepra ini. Gak mudah menular kok

    BalasHapus
  8. Bener banget nih gak boleh ada diksriminasi sama orang yang mengidap penyakit kusta gini. Justru orang-orang terdekat diharapkan bisa sangat supportif baginya selagi menjalani pengobatan.

    BalasHapus
  9. Bener banget mbak semoga kita bisa jadi support system yang baik ya kalau ada teman atau ornag yang kita kenal terkena penyakit ini

    BalasHapus
  10. Makin banyak yang menyuarakan supaya enggak takut sama penyinta skusta ya mbak.
    Beneran lho dulu aku tu khawatir sama org berpenyakit kusta krn zaman kita kkecil dulu soal penyakit kusta nih dijadikan baliho gede2 dan kyknya msh terekam ma aku. Tp skrng krn informasi makin mudah didapat jd lbh melek soal kusta ini yaa, jg paham gmn kudu bersikap pd penyintasnya

    BalasHapus
  11. Ya Allah kok ya tega yang ngomong kalau penyakit kusta tuh kutukan. Ya mungkin memang penyakitnya serem ya, tapi seharusnya gak perlu komen seperti itu.
    Semoga semakin banyak orang yang teredukasi tentang penyakit kusta ini ya, dan tahu bagaimana seharusnya bersikap kepada mereka. Apalagi yang hidupnya berdampingan dengan mereka, semoga bisa memberikan dukungan kepada penyintas.

    BalasHapus
  12. Masyarakat harus diedukasi menyeuruh soal stigma negatifnya ya kak, kalo ada tanda-tanda langsung cus aja ya kan

    BalasHapus
  13. Kok masih ada aja yang percaya penyakit kusta itu penyakit kutukan.
    Edukasi akan penyakit kusta ini harus terus disuarakan sampai sekarang.
    Supaya orang-orang ngga mengucilkan penderita kusta.
    Kulihat data, orang yang sakit kusta kebanyakan tinggal di pedalaman. Andai kusta ada vaksinnya ya mba, Indonesia biar segera bebas kusta

    BalasHapus
  14. Jujur saya belum pernah bertemu penderita kusta. Tapi dengan membaca informasi seperti ini minimal saya tahu apa yang harus saya lakukan jika ada teman, saudara, atau tetangga yang terkena kusta. Orang yang salah persepsi tentang kusta itu kan sebenarnya karena belum tahu aja informasi yang benar ya, kak.

    BalasHapus
  15. Hmm kupikir kustra atau lepra ini udah musnah dari bumi Indonesia. tapi ternyata masih ada ya.. harus enyah sih ini.

    BalasHapus
  16. semoga indonesia benar-benar bebas kusta. dan bisa menghapus stigma bahwa penderita kusta tidak bisa berbaur dan harus dikucilkan

    BalasHapus

Hallo, mohon tidak komentar dengan link hidup ya 😉