Menghadapi Mom Shaming Secara Positif

 


"Lahirannya normal apa sesar?"

"Kok Sesar sih? Emangnya gak bisa lahiran normal?"

"Belum jadi ibu seutuhnya kalau belum lahiran normal" 


Diatas adalah pertanyaan yang selalu dilontarkan dulu ketika saya setelah melahirkan. Saya sudah merasakan lahiran normal dan lahiran proses sesar. Ya, saat anak pertama saya melahirkan proses normal dan berselang 3 tahun saya melahirkan anak ke dua dengan proses sesar. Semua proses persalinan saya itu sama-sama sakitnya. 


Saat lahiran normal sakit mulas luar biasa dan harus dijahit juga. Memang setelahnya lebih enakan karena bisa langsung jalan. Lalu saat lahiran sesar juga merasakan sakit luar biasa karena di induksi 6 jam lebih namun pembukaan hanya 3 dan akhirnya ketuban saya pecah lalu kemudian dokter menyarankan untuk segera operasi sesar. 


Setelah operasi sesar itu badan sakit luar biasa bahkan saha harus bertahap mulai dari belajar miring kanan kiri, belajar duduk kemudian jalan. Batuk saja sakit banget lho bekas operasinya. Beda dulu dan sekarang mungkin sekarang ada metode eracs dimana proses melahirkan sesar tidak sakit dan proses pemulihannya pun cepat, kalah dulu? Duh masya Allah sakit luar biasa sampai saya berucap ga mau lagi deh yang namanya sesar. 


Proses melahirkan sesar yang luar biasa sakitnya itu tapi masih saja ada yang bilang belum jadi ibu seutuhnya kalah belum lahiran normal? Duh benar-benar gak habis pikir deh. Belum lagi saat menyusui dimana kadang susah keluar ASI dan kemudian banyak deh orang yang merasa benar dan ngejudge kita tidak mau meng-ASIhi. Dan termasuk menyakitkan bagi sebagian orang lho. 


Mom shaming ini benar-benar banyak banget terjadi lho dan sedihnya dilontarkan oleh para wanita juga. Sedih bukan main sih aturan mah ya habis melahirkan tuh ditanya bagaimana sudah pulih? Apakah sudah makan? Recovery nya seperti apa? . 


Lalu bagaimana cara mengatasi mom shaming secara positif? Alhamdulillah, saya mendapat insight setelah menghadiri peluncuran Hansaplast Plester Bekas Luka, Hansaplast mengadakan kampanye #SetiapLukaPunyaCerita untuk mengajak para wanita khususnya para ibu untuk membangun kasih sayang antara ibu dan support system-nya dengan menghilangkan stigma mengenai operasi caesar, yang seringkali berujung kepada mom-shaming. 





Pada acara tersebut dihadiri oleh para narasumber Psikolog Grace Eugenia Sameve, M.A, M.Psi menjelaskan, “Mom-shaming kerap terjadi karena adanya perbedaan pandangan terhadap cara asuh yang dianggap benar. Meskipun kerap terjadi secara online - di forum diskusi parenting contohnya - sebenarnya mom-shaming lebih rentan terjadi di lingkungan keluarga dan kerabat sendiri, interaksi umumnya lebih intens dan tak terhindari. Mom-shaming tidak selalu hadir dalam bentuk komentar yang tidak menyenangkan, namun seringkali juga dari pertanyaan yang tidak sengaja telah menghakimi pilihan seorang ibu seperti mengapa tidak bisa bersalin secara alami? Padahal, seorang ibu baru justru sedang sangat membutuhkan dukungan dari support system mereka dalam menjalani fase baru kehidupannya.”


Dampak Mom-shaming beragam dan tergantung timingnya juga salah satu dampaknya. 
  • Merasa tidak yakin atau cemas, tidak percaya diri karena omongan Mom-shaming. 
  • Merasa capek sehingga menurunkan kualitas memberi ASI dan mudah tersinggung. 

Tips menghadapi Mom-shaming secara positif : 
  • Mengenali diri kita sendiri jadi tidak perlu menjadi cengeng dll. Daripada menyalahkan diri kita lebih baik mengenali dan mencoba atasi misalnya mengelola emosi kita namun jika memiliki komunikasi yang baik kita sampaikan saja kalah omongannya menyakitkan kita. 
  • Pertanyaan orang menjadi inspirasi, sebelum menerima mentah-mentah kita bisa cros cek ke tenaga ahli dll. 

Mengelola emosi dan memperbaiki komunikasi adalah koentji mengatasi Mom-shaming. Peran suami melindungi kepada istri saat mengalami Mom-shaming yaitu support dan untuk dukungan disesuaikan dengan kebutuhan kita misalnya lagi lelah fisik kita bisa minta dukungan yaitu gantian mengatur dan mengurus anak. Kalau tentang emosi sebaiknya terbuka kepada suami atau curhat gitu apa yang kita alami. 


Sangat complicated memang ya menghadapi Mom-shaming namun jika kita tau tipsnya insyaallah bisa mengatasi itu semua dan setiap luka punya cerita misalnya saja luka jahitan pasca operasi sesar yang hingga kini masih ada namun memang agak samar karena sudah 11 tahun lebih. 



Berbicara mengenai bekas luka ada kabar baik nih kalau saat ini Hansaplast mengeluarkan produk terbarunya yaitu Plester Bekas Luka dengan inovasi terbaru yang terbukti secara klinis mampu menyamarkan luka selama 8 minggu jika dipakai rutin setiap hari. 




Brand Manager Hansaplast Alanna Alia Hannantyas mengatakan, “Kami mengerti bahwa bekas luka baik di area tubuh yang terbuka maupun tertutup seringkali membuat seseorang tidak nyaman sehingga mempengaruhi kepercayaan diri mereka. Menjawab akan kebutuhan tersebut, kami menghadirkan inovasi terbaru Hansaplast Plester Bekas Luka"


Hansaplast Plester Bekas Luka dirancang untuk membangun penghalang semi-oklusif yang meningkatkan hidrasi jaringan parut. Plester ini dapat meningkatkan suhu di jaringan parut, membantu mengaktifkan proses regenerasi kulit, dan mendukung pembentukan ulang bekas luka. Bekas luka menjadi lebih rata, lebih cerah dan lebih halus. 




Untuk mengurangi tampilan bekas luka yang timbul dan berwarna akibat tersayat, tergores, dan cedera akibat kecelakaan atau karena prosedur bedah.

Manfaat Hansaplast Plester Bekas Luka 

• Membuat bekas luka menjadi lebih rata, cerah dan halus
• Cocok untuk bekas luka baru dan lama
• Hasil pertama terlihat setelah 3 hingga 4 minggu

Hansaplast Plester Bekas Luka adalah cara yang mudah dan nyaman untuk mengurangi bekas luka hipertrofik atau keloid yang timbul dan berwarna. Bekas luka menjadi lebih rata, lebih cerah dan lebih halus. Hasil pertama terlihat setelah 3 hingga 4 minggu. Dapat digunakan untuk bekas luka baru dan lama. 

So, buat moms atau si Kecil yang punya luka bisa banget pakai ini ya namun perlu diperhatikan juga nih kalau pastikan luka tersebut sudah kering ya dan jangan lupa baca anjuran pemakaian pada kemasan Plester Bekas Luka










19 komentar

  1. Aku kalau ketemu ibu2 model gitu suka aku senyumin dan iya-iya-in aja mbak biar dia bahagia. Ahaha. Biasanya ketika dijelasin suka gak mau terima juga. Sekarang banyak pertanyaan mengenai kesehatan, mending cross check ke ahlinya, atau bisa juga cari tahu via internet dan youtube. Karena banyak dokter ahli sekarang bikin youtube dengan materi2 bermanfaat yang menjawab pertanyaan kita.

    BalasHapus
  2. Wah keren nih, ada plester buat bekas luka.
    Bekas sesar saya jadi keloid dong, tapi nggak terlalu dipikirkan sih, hihihi.
    Menarik juga nih buat bekas luka yang terlihat ya.

    Btw, kadang asyik juga nggak pernah keluar rumah, bebas di mom shaming, karena mom shaming itu menyumbang stres pada ibu-ibu :D

    BalasHapus
  3. aku tiap ketemu sama modelan ibu2 yang suka begitu biasanya aku cuma senyum2 dan iyain aja, biarlah dia ngomong sesuka dia, saya nggak anggap serius hahaaa

    BalasHapus
  4. masih ada aja yaa mba yang suka shaming others padahal sesama perempuan kita punya tantangan masing - masing yaa

    BalasHapus
  5. Aku juga pakai Hansaplast plester bekas luka nih, Mbak. Aku lumayan sering beli Hansaplast plester bekas luka karena mudah dibeli di apotek terdekat.

    BalasHapus
  6. Saya yang belum jadi mom aja kadang sebel banget kak kalau ada yang ngelakuin mom shaming ini. Jadi ibu itu kan butuh waktu dan penyesuaian yah jadi harusnya kita yang tidak mengalami cukup support dan dengarkan aja bukannya melukai hati mom huhuu

    BalasHapus
  7. Wah bagus juga tema yang diangkatnya ya...secara banyak juga yang mudah terganggu oleh omongan orang lain. Jadi bisa lebih mengatasi dan menghadapinya.

    BalasHapus
  8. Sedih banget ya, klo makin banyak orang yg body shaming. Padahal menjadi seorang ibu itu ga mudah, huhuhu.

    Btw, aku juga selalu sedia Hansaplast di rumah, mbak. Tapi belum ada yg produk baru ini. Nanti mau cari ahh, biar luka² aku yg suka kena pisau bisa mulus lagi, hehhee

    BalasHapus
  9. Walau aku belum jadi Mama-mama, tapi Mom shamming ini memang meresahkan banget ya, bisa jadi pelajaran buat aku untuk tahan banting kelak kalau jadi Ibu

    BalasHapus
  10. Mom shamming memang bahaya dan menyakitkan. Tapi Alhamdulillah di lingkungan saya gak pernah dengar mom shamming seperti ini. Biasa aja.. ada yg operasi sesar, ya gak ada yg ngomongnya negatif. Ada yg bayinya sufor, biasa aja juga... Mudah2an para wanita semakin sadar ya akan bahayanya mom shamming ini.

    BalasHapus
  11. Kadang ya, kalau pas ada yang komen gini, kalau otak lagi bener, bisa jadi masukan. Tapi kalau lagi bete, hihihi, duh pengennya aku sambit aja.... Semangat mbak ameel!

    BalasHapus
  12. saat masih kuliah dulu, saya suka pakai hansaplast untuk menutupi bekas luka di kaki yang bikin jadi gak percaya diri. Alhasil setelah dipakein plester rasa percaya diri langsung muncul dong, hehehe

    BalasHapus
  13. Iya nih.kadang-kadang dimasyarakat kita operasi sesar gitu kesannya si ibu gak mau berkorban ke anaknya padahal juga sama-sama sakit ya. Tapi itulah saya setuju daripada bikin stress mending dijadikan inspirasi saja

    BalasHapus
  14. Kak Amel makasih artikelnya, aku lagi hamil 4 bulan nih yang pertama bismillah mudah-mudahan lancar dan cepat pemulihannya. Tips mom shammingnya bekal banget.

    BalasHapus
  15. Wah, ini cocok buat anakku yang kalau luka suka berbekas ya. BTW soal MOm Shamming tuh buanyak ya di mana-mana, cuma aku paling jutek sama mom shamming. Gak aku hindari biar dia kapok, tapi aku pelajari apa yang bikin dia kapok. BIar ga begitu lagi, hih!

    BalasHapus
  16. Iya mbak, Moms shaming itu banyak wujudnya ya, saya juga pernah sama dokter malahan, ketika saya menyusui anak di usia 44 tahun, sedih banget, bukannya disupport gitu ya. Kalau mau jualan susu juga boleh kok, asalkan jangan didahului dengan meremehkan kemampuan kita.

    BalasHapus
  17. Nah ya aku heran sebetulnya ada yang membandingkan dua hal itu yakni sesar atau normal. Padahal apapun yang dipilih itu yang tentunya terbaik bagi ibu dan babynya

    BalasHapus
  18. Langsung drop akutu kalau kena mom shaming.
    Maklum yaa...bawaan habis melahirkan memang seringnya sensi dan gak bisa kena omongan miring mengenai sebuah luka.

    Alhamdulillah,
    Luka kini ditemani oleh plester Hansaplast yang setia menutup luka dengan sempurna.

    BalasHapus
  19. Butuh kesabaran pastinya ya buat hadapi mom yang ngajak war tapi yang emang kudu dihadapi dengan kepala dingin dan positif. Saya tahun pertama jadi ibu emang masih rada sensitif dan baperan tapi alhamdulillah sekarang udah gak dan gak terlalu pusing dengan omongan negatif orang terkait cara pengasuhan saya

    BalasHapus

Hallo, mohon tidak komentar dengan link hidup ya 😉